Sabtu, 28 Agustus 2010

Wanita Hamil Disarankan Sering Makan Seafood

WANITA hamil disarankan agar lebih banyak mengonsumsi ikan laut untuk mengurangi risiko gangguan otak pada bayi yang dikandungnya. Para ahli gizi dan peneliti Food Standards Agency dan Government's Scientific Advisory Committee on Nutrition di Inggris, menemukan adanya kandungan omega-3 dalam ikan.

Seperti diberitakan Daily Telegraph, para peneliti menemukan kandungan Omega-3 yang dikenal juga dengan dengan nama docosahexaenoic acid, yang sangat penting bagi otak. Para peneliti merasa yakin bahwa perempuan hamil harus mengonsumsi setidaknya tiga porsi ikan dalam seminggu

Saat ini tingkat konsumsi terhadap ikan di kalangan wanita hamil ataupun yang tengah menyusui makin menurun karena khawatir ikan yang dikonsumsi terkontaminasi bahan berbahaya. Namun Professor Jack Winkler dari Pusat Kebijakan Gizi di Universitas Metropolitan London, menyatakan, manfaat dari minyak ikan jauh lebih besar ketimbang risiko lainnya.

Hal itu disampaikan Jack Winkler pada konferensi yang dihelat di Royal Society of Medicine, London, pekan lalu. Sang profesor pun menyarankan pemerintah untuk mengeluarkan anjuran makan ikan laut bagi wanita hamil.

Kolega Jack Winkler di Universitas Metropolitan London, Michael Crawford, juga mengingatkan manfaat ikan. "Tidak seperti bagian tubuh lainnya, otak itu utamanya terbuat dari lemak. Karenanya otak butuh asam lemak untuk tumbuh dan berkembang," ujar Crawford.

"Kami sangat prihatin nasihat tentang ini lebih banyak diabaikan, dan jika tidak ada perubahan tentang nasehat dalam hal gizi, gangguan mental akan berlanjut dan sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan," ujarnya.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2007, hampir 12 ribu wanita hamil yang makan seafood kurang dari 340 gram dalam seminggu, atau setara dengan 2,5 porsi, memiliki anak yang berisiko lebih tinggi punya tingkat kecerdasan verbal yang rendah. Hasil penelitian terbaru yang dipresentasikan pada konferensi itu juga menyatakan, kekurangan asam docosahexaenoic mungkin berperan pada berkembangnya gangguan perilaku anak.(ara/jpnn)


Sumber :
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=64801
30 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar