Sabtu, 28 Agustus 2010

Mengembangkan Bisnis Seafood



KOTA Pati yang berada di jalur pantura, sebenarnya merupakan wilayah strategis yang menyimpan banyak potensi ekonomi yang belum tergali maksimal. Potensi yang paling mudah digali dan dikembangkan tentu yang berkaitan dengan pendapatan masyarakat nelayan, misalnya pengolahan hasil laut untuk dikonsumsi warga kota sendiri.

Agak aneh jika sampai sekarang di Kota Pati masih sulit ditemukan warung makan dengan menu khusus seafood yang buka selama 24 jam, padahal kondisi lalu lintas selalu padat sepanjang siang malam. Selain itu, di Pati ada banyak nelayan dan petambak dengan hasil laut yang dapat diserap di kota sendiri untuk menambah gizi.

Selama ini, hasil laut dan tambak hanya diserap di pasar-pasar tradisional, selain diimpor sebagai produk olahan. Dalam hal ini, semakin tinggi nilai impor produk olahan hasil laut dan tambak semakin memperkecil suplai gizi bagi masyarakat kita sendiri.

Kemiskinan nelayan-nelayan Pati (juga di daerah-daerah lain), bisa jadi karena kelangkaan warung makan seafood di tiap-tiap kota, melainkan juga karena sebagian hasil laut diimpor dengan harga yang murah.

Jika misalnya warung makan seafood banyak dibuka selama 24 jam di banyak sudut kota di Pati (khususnya sepanjang jalur pantura), nilai tawar harga hasil laut akan semakin tinggi, yang berarti dapat meningkatkan taraf hidup nelayan setempat.

Kendala Duri

Jika dicermati, masyarakat sebenarnya membutuhkan gizi yang tinggi, dan sumber gizi yang tinggi yang paling mudah diperoleh adalah seafood. Dan jika seafood kurang diminati masyarakat, kendalanya hanya terletak di duri yang terdapat di setiap ikan. Atau banyak orang (terutama balita) yang cenderung tak bisa mengonsumsi seafood karena dikhawatirkan klelegen duri.

Kendala duri ini, sekarang sudah dapat diatasi dengan mudah, sejak ditemukan teknik olahan presto. Dan telah terbukti, banyak orang yang semula sungkan menikmati kelezatan ikan bandeng karena kendala duri, kini telah menjadi suka menikmati ikan bandeng presto (yang durinya sudah menjadi lunak dan aman untuk disantap oleh konsumen segala usia).

Dengan demikian, jika warung makan seafood bisa dibuka sebanyak-banyaknya selama 24 jam di Pati (juga di kota-kota lain di sepanjang jalur pantura) sebaiknya memanfaatkan teknik olahan presto. Sebab, selain ikan bandeng, semua jenis ikan laut juga bisa diolah dengan teknik presto agar konsumen tidak khawatir klelegen duri lagi.

Dalam praktiknya, teknik olahan presto untuk mengatasi kendala duri bukan hal yang rumit dan mahal. Karena itu, tidak ada alasan lagi kekurangan modal untuk membuka sebanyak mungkin warung makan seafood dengan teknik olahan presto.
Bisnis Nelayan Bagi Pemkab Pati khususnya, selayaknya lebih peduli akan kebutuhan suplai gizi masyarakatnya sendiri dengan memanfaatkan sumber alam milik sendiri yang berlimpah di laut, agar kondisi kesehatan masyarakat menjadi lebih baik dan nasib nelayan juga semakin membaik.

Dalam hal ini, Pemkab Pati layak mengalokasikan dana untuk membuka warung makan seafood selama 24 jam.

Mungkin Pemkab Pati dapat membentuk Lembaga Bisnis Nelayan yang khusus untuk mengembangkan bisnis seafood.

Modalnya mungkin bisa dari kredit Usaha Kecil Menengah (UKM) yang kini tersedia di hampir semua bank pemerintah maupun bank-bank swasta dengan bunga rendah.

Dengan adanya Lembaga Bisnis Nelayan khusus untuk mengembangkan bisnis seafood, masyarakat nelayan tentu berpeluang meningkatkan hasil laut dengan membuka budidaya udang air laut maupun jenis-jenis ikan laut yang dapat diternakkan di tambak-tambak dalam format mini.

Selama ini mayoritas nelayan hanya mengandalkan usaha penangkapan ikan tanpa pernah mampu membuka tambak-tambak dengan format mini karena tidak ada modal. Akibatnya, kemiskinan selalu melingkupi kehidupan mereka.
Generasi Formalin Kemarakan isu formalin yang meluas hingga ke sektor nelayan yang menghebohkan beberapa waktu lalu, agaknya juga berkaitan dengan langkanya warung makan seafood di Pati dan di kota-kota lain di sepanjang jalur pantura. Sebab, banyak nelayan terpaksa menggunakan formalin karena ketertutupan pasar terdekat yang mampu menyerap hasil tangkapan mereka.

Dan berkaitan dengan isu formalin, sebenarnya ada masalah penting yang luput dari perhatian banyak pihak, yakni masalah suplai gizi bagi balita dan anak-anak kita yang kini semakin dikepung produk-produk olahan pabrik yang nota bene lebih riskan.

Misalnya, balita dan anak-anak setiap hari mengonsumsi berbagai produk makanan ringan (snack) dengan bahan-bahan pengawet, pewarna, pemanis dan pelezat buatan.

Jika misalnya di Kota Pati (dan semua kota di jalur pantura) banyak seafood disajikan dalam bentuk presto maka balita dan anak-anak kita tentu akan terbiasa mengonsumsi berbagai hasil laut yang bergizi tinggi sehingga mereka tidak semakin terbiasa mengonsumsi produk-produk olahan pabrik yang gizinya rendah dengan tingkat risiko yang cenderung tinggi untuk jangka panjang.

Dengan demikian, bisnis warung makan seafood memang perlu dikembangkan sebanyak-banyaknya di Pati dan di semua kota lain di Jawa Tengah. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga layak mendukung permodalan yang diperlukan.(35)

—AsmadjiAS Muchtar, koordinator Forum Multi-Studies dan pelaku bisnis seafood


Sumber :
Asmadji AS Muchtar
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/03/23/56906/Mengembangkan.Bisnis.Seafood.
23 Maret 2009


Sumber Gambar :

http://www.safespectrum.com/images/seafood.jpg
http://www.stratfordbar.com/seafood.jpg

Jadikan Seafood Menu Wajib Tiap Minggu

Pilihan makanan hasil laut selalu menjadi jenis makanan yang disukai oleh hampir semua orang. Selain rasanya nikmat, seafood juga sumber protein yang sangat baik. Bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan sumber protein lain yang berasal dari darat atau air tawar.

Menurut jenis dan asalnya, seafood dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, tetap disebut seafood, terdiri atas berbagai jenis ikan laut. Kelompok kedua disebut shellfish, yang hidup di laut, pantai, dan estuarium (muara sungai). Makanan yang masuk dalam golongan shellfish adalah kerang, moluska (seperti timun laut), kelompok crustacean (udang dan kepiting), dan cumi-cumian. Secara umum, semuanya bisa kita sebut dengan istilah "seafood" saja.

Manfaat sehatnya
Kandungan asam amino yang lengkap membuat seafood sangat kaya nutrisi. Salah satu nutrisinya yang terkenal adalah asam lemak tak jenuh ganda seperti Omega-3. Selain itu, seafood juga kaya akan vitamin dan mineral. Tak heran, banyak penelitian membuktikan bahwa seafood mampu menurunkan risiko berbagai penyakit seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, dan kanker. Penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Diabetes Care bulan Februari 2010, menyebutkan bahwa konsumsi ikan dapat memberi perlindungan terhadap risiko diabetes.

Penelitian lain yang dirilis oleh British Medical Journal tahun 2002 mengungkapkan bahwa wanita hamil yang kurang asupan asam lemak Omega-3 dari ikan laut dalam, mengalami peningkatan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir bayi yang kurang. Supaya keuntungan sehat seafood tetap terjaga, kita wajib memahami seluk-beluk pemilihan, pengolahan, dan cara mengonsumsinya.

Wajib setiap minggu
Saat ini, banyak makanan laut yang sudah tercemar dengan methyl mercury (air raksa organik). Kadar pencemaran pada setiap hewan laut berbeda-beda, tergantung lingkungan, usia, dan sifat pemangsanya. Pemangsa besar dan berumur panjang, seperti ikan hiu dan marlin, lebih banyak terpapar air raksa dibandingkan dengan hewan laut kecil berumur pendek seperti kerang-kerangan dan udang.

Seafood yang tercemar air raksa dapat menyebabkan keracunan. Gejala keracunan merkuri pada orang dewasa adalah kesemutan, serta gangguan keseimbangan dan gangguan sensor tubuh. Pada janin, merkuri dapat mengakibatkan gangguan perkembangan kognisi dan otot syaraf. Sedangkan efek negatif paparan merkuri tingkat rendah jangka panjang, hingga saat ini masih belum jelas.

Selain merkuri, ada juga kecurigaan bahwa banyak hewan laut yang terkontaminasi zat kimia limbah industri (PCB atau polychlorinated biphenyls). Sebenarnya, senyawa ini sudah tidak boleh beredar lagi, tapi kontaminasinya masih berlangsung sampai sekarang. PCB bersifat karsinogenik alias dapat memicu tumbuhnya sel-sel kanker.

Untunglah, Journal of the American Medical Association tahun 2006 menyatakan bahwa risiko kita terkena kanker karena mengonsumsi seafood masih sangat kecil jika dibandingkan dengan keuntungan sehat yang akan kita dapatkan.

Jadi, tetaplah jadikan seafood sebagai menu wajib sebanyak 1-2 porsi setiap minggu. Yang penting, perhatikan jenis seafood yang akan kita olah. Jangan memilih yang kadar kontaminasinya besar, terutama bagi wanita yang sedang hamil.

Narasumber: Dr Johanes C. Chandrawinata, MND, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Melinda, Bandung

Sumber :
http://female.kompas.com/read/xml/2010/05/05/08513194/jadikan.seafood.menu.wajib.tiap.minggu
5 Mei 2010

Seafood yang Mencerdaskan

Seafood adalah salah satu jenis makanan terpopuler di dunia, seperti halnya daging dan telur. Alasannya tentu sudah jelas dan pasti, rasa seafood sangat memanjakan lidah. Kepiting, kerapu, dan belida adalah sedikit contoh dari ikan laut yang berharga mahal dan sangat terkenal kenikmatannya.


Tapi kepopuleran seafood tidak terbatas pada rasanya saja. Manfaat ikan yang sangat baik bagi kecerdasan anak juga menjadi sebab seafood banyak digemari orang. Bahkan moms yang sedang hamil pun sangat disarankan untuk mengkonsumsi seafood secara berlanjut. Menurut Dr. Joseph Hibblen dari National Institute of Health, Maryland, Amerika menyatakan bahwa seafood merupakan sumber utama lemak Omega-3.

Para moms yang hamil juga tak perlu khawatir mengenai efek merkuri dalam ikan yang sempat menjadi kontroversi. Menurut Gary J. Myers, MD dari Universitas Rochester, New York yang melakukan penelitian terhadap 779 moms hamil dan bayinya, tidak ditemukan efek dari konsumsi ikan laut. “Kami meneliti moms hamil yang makan ikan setiap hari. Sembilan tahun berikutnya, kami mengecek ulang kondisi anaknya, ternyata tidak ada efek buruk terhadap anak-anak tersebut,” ujarnya. Jadi tak usah khawatir efek buruk merkuri bagi janin dalam kandungan.

Seafood sebagai sumber Omega-3 yang sangat baik bagi perkembangan otak anak memang bukan rahasia lagi. Jadi selama masa kehamilan moms harus rutin mengkonsumsi seafood. Salah satunya, yang paling sering dianjurkan adalah ikan salmon. Sebab, menurut Dr. Mikio Nihira, MD, MPH, Asisten Profesor dan ahli kesehatan dari Greater Baltimore Medical Center and the University of Maryland, Baltimore, Maryland and Johns Hopkins Hospital, ikan salmon adalah makanan yang “nyaris” mendekati sempurna dalam memberikan asupan DHA yang sangat dibutuhkan anak dalam perkembangannya. Kemudian, setelah anak lahir dan bisa makan sendiri, kebiasaan mengkonsumsi seafood pun harus diteruskan. Hal ini mengingat perkembangan otak maksimal dimulai dari dalam kandungan hingga usia anak delapan tahun. Pada masa ini jangan sampai anak terlewat mengkonsumsi seafood.

Selain Omega-3, seafood kaya akan kandungan protein yang juga sangat penting untuk mendukung kecerdasan anak dan daya tahan tubuhnya. Jadi tak ada alasan lagi untuk tidak membiasakan konsumsi seafood bagi si kecil, karena hal itu akan memberikan manfaat sangat besar kepadanya.

Agar si kecil mau rutin mengkonsumsi seafood orangtua harus memberikan contoh dan membiasakan anak. Sediakan menu seafood secara rutin di meja makan. Anda pun harus ikut makan menu tersebut agar si kecil mau memakannya. Sering kali, kekurangsukaan orangtua terhadap seafood membuat anak juga enggan makan menu tersebut. Sebab, biasanya mereka akan mencontoh orangtuanya. Kalau perlu, sesekali ajak anak untuk makan seafood di restoran bercitarasa istimewa agar ia semakin menyukai menu seafood. Namun, bila memang anak benar-benar tidak suka seafood, tak perlu kuatir. Sebab, saat ini ada suplemen liver oil dari ikan cod yang mengandung DHA sangat tinggi untuk perkembangannya. Semoga, si kecil makin sehat dan pintar ya…

Sumber :
http://inspirasisehat.com/seven-seas-healthy-guides/272-seafood-yang-mencerdaskan-

“Bawal Bintang” Bintangnya Seafood Indonesia

Ternyata bukan orang saja, yang jika dikawinkan antar ras yang berbeda, dapat menghasilkan keturunan yang lebih baik. Karena ikan pun, jika dikawinkan antar jenis yang berbeda, ternyata bisa menghasilkan spesies baru yang luar biasa!

Sekitar 7-8 tahun yang lalu, ada sekelompok pengusaha dari Taiwan yang datang ke Indonesia untuk berternak ikan. Para pengusaha itu, mencoba membudidayakan ikan dengan varietas baru. Hasil perkawinan antara ikan Bawal air tawar dengan ikan Kue air laut. Varietas baru ini kemudian dikenal dengan nama Ikan Bawal Bintang.

“Setelah diadakan penelitian di dalam dan di luar negri, ternyata diketahui bahwa kandungan omega 3 dari ikan Bawal Bintang ini, paling tinggi dibandingkan ikan lainnya.” Kata Pak Effendi, menerangkan kenapa ikan Bawal Bintang ini begitu istimewa. Sehingga para pengusaha dari Taiwan tersebut mau bersusah payah membudidayakan ikan yang hanya bisa hidup di laut Indonesia.

Tak heran, jika pada awalnya keberadaan ikan yang berkualitas tinggi karena kandungan Omega 3 yang berlimpah ini, tidak banyak diketahui oleh masyarakat kita. Karena hampir 100% hasil budidaya ikan ini di ekspor ke negara-negara seperti Taiwan dan Jepang.

Karena orang di negara tersebut sangat menyukai Ikan, apalagi ikan dengan kandungan Omega 3 yang tinggi. “Baru 2 tahun belakangan ini saja, Ikan Bawal Bintang ini dilarang untuk seluruhnya di eksport ke luar negri. Dan digunakan untuk konsumsi dalam negri sendiri.” Pak Effendi menambahkan keterangan tentang keberadaan Bawal Bintang sebagai bahan konsumsi di Indonesia.

Untuk itu kita patut bangga! Karena ikan yang sangat spesial dengan kandungan Omega 3-nya yang tinggi ini, adalah asli dan hanya dapat dibudayakan di negri yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan ini. Dan tidak hanya itu, kita pun selayaknya wajib untuk mencicipi kelezatan sekaligus manfaat dari Ikan Bawal Bintang ini.

Beruntung, beberapa orang dari d’blogger termasuk saya, mendapatkan undangan untuk dapat mencicipi hidangan seafood, di Bandar Serpong Live Seafood Restoran. Karena Restoran Seafood yang terletak dibilangan Serpong ini, menyajikan Ikan Bawal Bintang dalam menu yang spesial

“Ikan Bawal Bintang, di sini di sajikan dengan cara di steam. Hal ini untuk menjaga agar kandungan Omega 3 dalam ikan ini tidak hancur. Dan masih dapat dirasakan manfaatnya” Kata Pak Effendi, sang Manager Restoran Bandar Serpong yang ikut menjamu kedatangan kami, dengan sangat ramah. Memang benar, bahwa Omega 3 adalah salah satu zat yang sangat rentan dengan proses pemanasan.

Kandungan Omega 3 dalam ikan akan hancur, jika ikan tersebut diolah dengan cara di goreng atau dibakar. Karena itulah Ikan Bawal Bintang di Restoran Seafood Bandar Serpong disajikan dengan cara di Steam, dan ditambahkan bumbu To Siu.

Soal rasa? Mmmhhh…, jangan ditanya! Kelezatan rasa asli Ikan Bawal Bintangnya tetap terjaga. Ditambah lagi bumbu To Siunya yang segar, tak ayal membuat lidah makin bergoyang dan makan menjadi lebih lahap!

Gimana, penasaran kan dengan kelezatan dan manfaat Omega 3 yang terkandung pada Ikan Bawal Bintang yang merupakan hasil Budidaya asli Indonesia? Daripada timbul jerawat karena rasa penasaran yang terpendam, lebih baik langsung aja datang ke Restoran Bandar Serpong di Jalan Raya Sepong KM 9, No. 88 B, Telp 53153683/84. Buruan! Karena ada DISKON HARGA 30% - 50% hingga April 2010.

Sumber :
http://hilman.blogdetik.com/2010/03/24/bawal-bintang-bintangnya-seafood-indonesia/
24 Maret 2010

Kadar Racun Tinggi di Ikan Paus Ancaman Pula Bagi Manusia

Bahaya mengancam jutaan manusia yang tergantung pada makanan laut (seafood). Tumpahan minyak di laut membuat kandungan racun dan logam berat begitu tinggi pada hewan laut. Fakta mengejutkan, kandungan kedua unsur tadi ditemukan dalam kadar tinggi di ikan paus jenis Sperm.

Temuan ini terungkap oleh para ilmuwan Amerika. Laporan para ilmuwan pada 24 Juni, pekan lalu, dari Agadir, Maroko, mencatat tingginya jumlah kadmium, aluminium, kromium, lead, perak, merkuri dan titanium dalam sampel jaringan yang diambil dengan senapan tombak dari sekitar seribu ikan paus selama lima tahun ini.

Sampel itu diambil dari perairan dekat kutub hingga ke ekuator. Ikan-ikan paus itu memperlihatkan kecenderungan terkena polutan yang diduga dihasilkan oleh manusia sejauh ribuan mil.

''Saya pikir, kontaminasi ini mengancam suplai makanan manusia. Kandungan itu mengancam ikan-ikan paus dan hewan lainnya yang hidup di samudera laut,'' kata pakar biologi Roger Payne, yang juga pendiri dan presiden Ocean Alliance, kelompok penelitian dan konservasi yang melaporkan hasil-hasil penelitiannya.

Para peneliti menemukan merkuri ada di 16 per sejuta di ikan paus. Ikan lainnya yang juga mengandung merkuri tinggi adalah ikan hiu dan ikan pedang. Pakar kesehatan bahkan memperingatkan agar anak-anak dan ibu hamil untuk tak mengonsumsi jenis makanan yang mengandung merkuri sebanyak satu per sejuta.

''Seluruh kehidupan laut dipenuhi rangkaian kontaminan yang dilepaskan oleh manusia sendiri,'' kata Payne yang disampaikan di sela-sela pertemuan tahunan Komisi Ikan Paus Internasional. Ia menatakan ikan paus Sperm berada di puncak rantai makanan. Ikan ini menyerap kontaminan dan mewariskannya ke generasi berikutnya ketika betinanya melahirkan.

Pada puncaknya, kata dia, kontaminan itu membahayakan makanan laut yang menjadi sumber protein utama untuk satu miliar penduduk dunia. ''Anda bisa berdebat keras bahwa ini ancaman kesehatan tunggal terbesar yang pernah dihadapi spesies manusia. Saya duga, semua akan memperpendek masa hidup jika memang inilah yang terjadi sekarang,''

Ada pula yang sangat menggemparkan, kata Payne, yaitu temuan tingginya konsentrasi aluminium. Logam ini sering digunakan dalam bahan pengemasan, pembungkus makanan, dan pengolahan air.

Pengaruhnya memang belum diketahui. Hanya, konsekuensi adanya logam berat itu menakutkan bagi ikan paus, juga manusia. ''Saya tak melihat prospek masa depan untuk spesies ikan paus, kecuali kepunahan. Hal ini tak diprediksi oleh setiap orang, juga pemerintah mana pun juga. Tapi, ini bisa terjadi.'

Dia menilai, tim dengan dana 5 juta dolar AS ini menghasilkan laporan yang paling komprehensif tentang polutan di laut. Komisioner Ikan Paus AS Monica Medina menyampaikan, ada 88 negara anggota dari komisi ikan paus dari laporan ini dan mendorong komisi untuk bertindak lebih jauh dari penelitian tersebut. Laporannya tepat sesuai target untuk mengangkat isu kritis bagi manusia, demikian juga bagi ikan paus.

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/lingkungan/10/06/26/121805-kadar-racun-tinggi-di-ikan-paus-ancaman-pula-bagi-manusia
26 Juni 2010

Makan Kerang, Makan Bakterinya

Kerang sebagai hidangan lezat ternyata menunjukan konsentrasi berbagai bakteri yang cukup tinggi. Umumnya kerang hanya dicelup sebentar dalam air panas. Demi pariwisata tak diumumkan bahaya tersebut. (ling)

PARA penggemar makanan kerang diperingatkan supaya lebih hati-hati. Minggu lalu Ny. W. Kastoro, Kepala Bagian Moluska, Lembaga Oceanologi Nasional, LIPI, berkata "Penelitian di perairan Indonesia menunjukkan konsentrasi bakteri kholera, typhus dan disentri pada tubuh kerang yang cukup tinggi, sehingga mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia yang memakannya."

Mengapa terutama kerang Dr. David Phillips dari Departemen Pertanian Hongkong menjelaskan: "Manusia lebih mudah kena penyakit berbahaya karena makan kerang daripada karena makan ikan atau udang, sebab kerang hidup berkelompok di dasar laut dangkal dekat pantai, di mana sampah manusia dan buangan industri berhimpun. Konsentrasi bakteri dan zat racun di dasar laut menyebabkan kerang terutama tercemar, berbeda dengan ikan atau udang yang berenang di atas."

Kebetulan kini kerang menjadi hidangan lezat di restoran seafood umumnya, juga di Hongkong. Perairan Deep Bay , yang menghasilkan kerang untuk Hongkong, kebetulan sedang sangat dicemarkan oleh buangan binatang, manusia dan industri.

Bagaimana di sini? Di Indonesia dikenal dengan berbagai sebutan, seperti tiram, remis, kijing, lokan, kepah. Sekarang makanan lezat ini, yang kaya akan protein melebihi ikan atau daging sapi, mungkin sumber potensial penyakit perut.

Pengolahannya?

Teluk Jakarta merupakan sumber kerang untuk konsumsi manusia di ibukota, yang terkenal doyan jajan. Teluk ini pun merupakan wadah penampungan sampah dan kotoran manusia, binatang dan industri yang mengitari perairan itu, secara langsung atau melalui sungai-sungai yang bermuara di sekitarnya.

Cara menghidangkan kerang di Indonesia sederhana saja. Kerang mentah dicelup air mendidih sebentar untuk kemudian disajikan dengan sambal kacang dan dimakan langsung dari kulitnya. Lain negeri, lain pula caranya. Bahkan ada yang diolah cukup rumit dan disajikan sebagai acara khusus.

Namun, demikian nasehat Ny. Kastoro, sebaiknya sebelum menghidangkannya adalah perlu sekali orang merendam kerang dalam air laut bersih selama minimal 24 jam. "Kontaminasi oleh kuman bisa berkurang bila kerang itu dipurifikasi dulu sebelum dikonsumir," katanya.

Umumnya kerang di tempat makanan seafood hanya dicelup dengan air mendidih sebentar. Cara ini, menurut para "ahli makan", menjamin terpeliharanya "hormon" yang "berkhasiat tinggi" bagi pemakannya. Ini belum terbukti secara ilmiah, dan pasti cara masak ini tidak menjamin terbunuhnya kuman yang terdapat pada tubuh kerang itu. "Apalagi kalau kuman itu sudah sempat menimbulkan spora," kara Ny. Kastoro. "Di luar negeri, ada peraturannya supaya kerang untuk konsumsi selalu dipurifikasi dulu sebelum dilempar ke pasaran. Di Indonesia, para pedagang tidak diwajibkan melakukan purifikasi itu."

Sekalipun perarurannya di Indonesia belum ada, sudah ada juga pedagang makanan laut mempurifikasi dagangannya. Hal ini terjadi kalau omzetnya besar, dan membeli kerang jumlah banyak. Suplai disimpannya dalam air bersih, sehingga si kerang ada waktu untuk membilas dirinya dulu..

Nyonya Cina, pemilik tempat makan seafood di Jalan Pecenongan, mengaku membeli bahan mentahnya dari pedagang di sepanjang jalan Ancol atau Pasar Ikan, berasal dari Teluk Jakarta yang cemar.. Juga Sugiarto, penjaja kerang, yang berpangkal di depan gedung Xerox, Kramat Raya, menjelaskan bahwa ia memperoleh bahan mentahnya dari Ancol itu. Keduanya itu, misalnya, tidak mungkin mengadakan purifikasi.

Lebih rumit persoalannya di Hongkong. Deep Bay , sumber utama makanan kerang bagi penduduk koloni Inggeris itu, kini menjadi tempat buangan industri sekitar teluk itu, plus kotoran manusia dan binatang. Berkata Dr. Brian Morley, seorang ahli dari Departemen Zoologi, Universitas Hongkong: "Penyelidikan menunjukkan bahwa 60 persen tiram di teluk ini terkena polusi oleh zat kimia yang membahayakan manusia dan oleh bakteri yang menyebabkan penyakit serius." Selanjutnya ia menerangkan bahwa kerang dari Deep Bay sudah mengandung sejenis cacing parasitik yang tadinya terdapat pada ikan pari saja.

Demi Pariwisata

Para pejabat dan ahli di Hongkong sudah mempertimbangkan untuk menutup saja industri tiram untuk konsumsi manusia, demi keselamatan penduduk Hongkong.. Tapi mereka yang mencari nafkah di bidang itu mengemukakan bahwa sampai sekarang belum ada kasus keracunan atau terserang bakteri akibat makan kerang di Hongkong.

Di Indonesia? Agaknya bahwa pencemaran laut pun sudah ada, walaupun sampai berapa jauh belum dapat diungkapkan dengan pasti. Kembali Ny . W. Kastoro dari LON menerangkan "Baru dalam Pelita III kita akan mulai melakukan penelitian tentang hal itu."

Namun ada yang tidak menunggu lebih lama. Misalnya buku The Unsteady State, Growth, Culture and Environt tal Problems yang antara lain ditulis oleh Soetjipto Wiroradjono (waktu itu masih bekerja pada Pusat Penelitian Lingkungan & Perkotaan di Jakarta). Di dalam buku yang terbit di Hawai tiga tahun yang lalu itu disebutkan bahwa sebenarnya sudah ditemukan akibat air yang tercemar di Teluk Jakarta bagi kerang. Suatu prosentase yang berarti di antara kerang itu telah terkena oleh caliform bacteria, yang bisa menyebabkan penyakit pencernaan.

Adakah Lembaga Oceanologi tidak tahu? The Unsteady State menilai bahwa laporan yang diterbitkan Lembaga Oceanologi Jakarta waktu itu sengaja menggunakan "kalimat yang berhati-hati" dalam menyebut adanya kontaminai terhadap kerang di Teluk Jakarta. Demi pariwisata, pasaran ikan dan kerang, tak ada diumumkan peringatan yang jelas kepada publik adanya bahaya itu.

(*/adm)

Sumber :
http://www.dakiunta.com/content/racun-seafood
27 Juli 2009

Wanita Hamil Disarankan Sering Makan Seafood

WANITA hamil disarankan agar lebih banyak mengonsumsi ikan laut untuk mengurangi risiko gangguan otak pada bayi yang dikandungnya. Para ahli gizi dan peneliti Food Standards Agency dan Government's Scientific Advisory Committee on Nutrition di Inggris, menemukan adanya kandungan omega-3 dalam ikan.

Seperti diberitakan Daily Telegraph, para peneliti menemukan kandungan Omega-3 yang dikenal juga dengan dengan nama docosahexaenoic acid, yang sangat penting bagi otak. Para peneliti merasa yakin bahwa perempuan hamil harus mengonsumsi setidaknya tiga porsi ikan dalam seminggu

Saat ini tingkat konsumsi terhadap ikan di kalangan wanita hamil ataupun yang tengah menyusui makin menurun karena khawatir ikan yang dikonsumsi terkontaminasi bahan berbahaya. Namun Professor Jack Winkler dari Pusat Kebijakan Gizi di Universitas Metropolitan London, menyatakan, manfaat dari minyak ikan jauh lebih besar ketimbang risiko lainnya.

Hal itu disampaikan Jack Winkler pada konferensi yang dihelat di Royal Society of Medicine, London, pekan lalu. Sang profesor pun menyarankan pemerintah untuk mengeluarkan anjuran makan ikan laut bagi wanita hamil.

Kolega Jack Winkler di Universitas Metropolitan London, Michael Crawford, juga mengingatkan manfaat ikan. "Tidak seperti bagian tubuh lainnya, otak itu utamanya terbuat dari lemak. Karenanya otak butuh asam lemak untuk tumbuh dan berkembang," ujar Crawford.

"Kami sangat prihatin nasihat tentang ini lebih banyak diabaikan, dan jika tidak ada perubahan tentang nasehat dalam hal gizi, gangguan mental akan berlanjut dan sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan," ujarnya.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2007, hampir 12 ribu wanita hamil yang makan seafood kurang dari 340 gram dalam seminggu, atau setara dengan 2,5 porsi, memiliki anak yang berisiko lebih tinggi punya tingkat kecerdasan verbal yang rendah. Hasil penelitian terbaru yang dipresentasikan pada konferensi itu juga menyatakan, kekurangan asam docosahexaenoic mungkin berperan pada berkembangnya gangguan perilaku anak.(ara/jpnn)


Sumber :
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=64801
30 Mei 2010