Sabtu, 28 Agustus 2010

Mengembangkan Bisnis Seafood



KOTA Pati yang berada di jalur pantura, sebenarnya merupakan wilayah strategis yang menyimpan banyak potensi ekonomi yang belum tergali maksimal. Potensi yang paling mudah digali dan dikembangkan tentu yang berkaitan dengan pendapatan masyarakat nelayan, misalnya pengolahan hasil laut untuk dikonsumsi warga kota sendiri.

Agak aneh jika sampai sekarang di Kota Pati masih sulit ditemukan warung makan dengan menu khusus seafood yang buka selama 24 jam, padahal kondisi lalu lintas selalu padat sepanjang siang malam. Selain itu, di Pati ada banyak nelayan dan petambak dengan hasil laut yang dapat diserap di kota sendiri untuk menambah gizi.

Selama ini, hasil laut dan tambak hanya diserap di pasar-pasar tradisional, selain diimpor sebagai produk olahan. Dalam hal ini, semakin tinggi nilai impor produk olahan hasil laut dan tambak semakin memperkecil suplai gizi bagi masyarakat kita sendiri.

Kemiskinan nelayan-nelayan Pati (juga di daerah-daerah lain), bisa jadi karena kelangkaan warung makan seafood di tiap-tiap kota, melainkan juga karena sebagian hasil laut diimpor dengan harga yang murah.

Jika misalnya warung makan seafood banyak dibuka selama 24 jam di banyak sudut kota di Pati (khususnya sepanjang jalur pantura), nilai tawar harga hasil laut akan semakin tinggi, yang berarti dapat meningkatkan taraf hidup nelayan setempat.

Kendala Duri

Jika dicermati, masyarakat sebenarnya membutuhkan gizi yang tinggi, dan sumber gizi yang tinggi yang paling mudah diperoleh adalah seafood. Dan jika seafood kurang diminati masyarakat, kendalanya hanya terletak di duri yang terdapat di setiap ikan. Atau banyak orang (terutama balita) yang cenderung tak bisa mengonsumsi seafood karena dikhawatirkan klelegen duri.

Kendala duri ini, sekarang sudah dapat diatasi dengan mudah, sejak ditemukan teknik olahan presto. Dan telah terbukti, banyak orang yang semula sungkan menikmati kelezatan ikan bandeng karena kendala duri, kini telah menjadi suka menikmati ikan bandeng presto (yang durinya sudah menjadi lunak dan aman untuk disantap oleh konsumen segala usia).

Dengan demikian, jika warung makan seafood bisa dibuka sebanyak-banyaknya selama 24 jam di Pati (juga di kota-kota lain di sepanjang jalur pantura) sebaiknya memanfaatkan teknik olahan presto. Sebab, selain ikan bandeng, semua jenis ikan laut juga bisa diolah dengan teknik presto agar konsumen tidak khawatir klelegen duri lagi.

Dalam praktiknya, teknik olahan presto untuk mengatasi kendala duri bukan hal yang rumit dan mahal. Karena itu, tidak ada alasan lagi kekurangan modal untuk membuka sebanyak mungkin warung makan seafood dengan teknik olahan presto.
Bisnis Nelayan Bagi Pemkab Pati khususnya, selayaknya lebih peduli akan kebutuhan suplai gizi masyarakatnya sendiri dengan memanfaatkan sumber alam milik sendiri yang berlimpah di laut, agar kondisi kesehatan masyarakat menjadi lebih baik dan nasib nelayan juga semakin membaik.

Dalam hal ini, Pemkab Pati layak mengalokasikan dana untuk membuka warung makan seafood selama 24 jam.

Mungkin Pemkab Pati dapat membentuk Lembaga Bisnis Nelayan yang khusus untuk mengembangkan bisnis seafood.

Modalnya mungkin bisa dari kredit Usaha Kecil Menengah (UKM) yang kini tersedia di hampir semua bank pemerintah maupun bank-bank swasta dengan bunga rendah.

Dengan adanya Lembaga Bisnis Nelayan khusus untuk mengembangkan bisnis seafood, masyarakat nelayan tentu berpeluang meningkatkan hasil laut dengan membuka budidaya udang air laut maupun jenis-jenis ikan laut yang dapat diternakkan di tambak-tambak dalam format mini.

Selama ini mayoritas nelayan hanya mengandalkan usaha penangkapan ikan tanpa pernah mampu membuka tambak-tambak dengan format mini karena tidak ada modal. Akibatnya, kemiskinan selalu melingkupi kehidupan mereka.
Generasi Formalin Kemarakan isu formalin yang meluas hingga ke sektor nelayan yang menghebohkan beberapa waktu lalu, agaknya juga berkaitan dengan langkanya warung makan seafood di Pati dan di kota-kota lain di sepanjang jalur pantura. Sebab, banyak nelayan terpaksa menggunakan formalin karena ketertutupan pasar terdekat yang mampu menyerap hasil tangkapan mereka.

Dan berkaitan dengan isu formalin, sebenarnya ada masalah penting yang luput dari perhatian banyak pihak, yakni masalah suplai gizi bagi balita dan anak-anak kita yang kini semakin dikepung produk-produk olahan pabrik yang nota bene lebih riskan.

Misalnya, balita dan anak-anak setiap hari mengonsumsi berbagai produk makanan ringan (snack) dengan bahan-bahan pengawet, pewarna, pemanis dan pelezat buatan.

Jika misalnya di Kota Pati (dan semua kota di jalur pantura) banyak seafood disajikan dalam bentuk presto maka balita dan anak-anak kita tentu akan terbiasa mengonsumsi berbagai hasil laut yang bergizi tinggi sehingga mereka tidak semakin terbiasa mengonsumsi produk-produk olahan pabrik yang gizinya rendah dengan tingkat risiko yang cenderung tinggi untuk jangka panjang.

Dengan demikian, bisnis warung makan seafood memang perlu dikembangkan sebanyak-banyaknya di Pati dan di semua kota lain di Jawa Tengah. Dalam hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga layak mendukung permodalan yang diperlukan.(35)

—AsmadjiAS Muchtar, koordinator Forum Multi-Studies dan pelaku bisnis seafood


Sumber :
Asmadji AS Muchtar
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/03/23/56906/Mengembangkan.Bisnis.Seafood.
23 Maret 2009


Sumber Gambar :

http://www.safespectrum.com/images/seafood.jpg
http://www.stratfordbar.com/seafood.jpg

Jadikan Seafood Menu Wajib Tiap Minggu

Pilihan makanan hasil laut selalu menjadi jenis makanan yang disukai oleh hampir semua orang. Selain rasanya nikmat, seafood juga sumber protein yang sangat baik. Bahkan lebih baik jika dibandingkan dengan sumber protein lain yang berasal dari darat atau air tawar.

Menurut jenis dan asalnya, seafood dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, tetap disebut seafood, terdiri atas berbagai jenis ikan laut. Kelompok kedua disebut shellfish, yang hidup di laut, pantai, dan estuarium (muara sungai). Makanan yang masuk dalam golongan shellfish adalah kerang, moluska (seperti timun laut), kelompok crustacean (udang dan kepiting), dan cumi-cumian. Secara umum, semuanya bisa kita sebut dengan istilah "seafood" saja.

Manfaat sehatnya
Kandungan asam amino yang lengkap membuat seafood sangat kaya nutrisi. Salah satu nutrisinya yang terkenal adalah asam lemak tak jenuh ganda seperti Omega-3. Selain itu, seafood juga kaya akan vitamin dan mineral. Tak heran, banyak penelitian membuktikan bahwa seafood mampu menurunkan risiko berbagai penyakit seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, dan kanker. Penelitian terbaru yang dimuat dalam jurnal Diabetes Care bulan Februari 2010, menyebutkan bahwa konsumsi ikan dapat memberi perlindungan terhadap risiko diabetes.

Penelitian lain yang dirilis oleh British Medical Journal tahun 2002 mengungkapkan bahwa wanita hamil yang kurang asupan asam lemak Omega-3 dari ikan laut dalam, mengalami peningkatan risiko kelahiran prematur dan berat badan lahir bayi yang kurang. Supaya keuntungan sehat seafood tetap terjaga, kita wajib memahami seluk-beluk pemilihan, pengolahan, dan cara mengonsumsinya.

Wajib setiap minggu
Saat ini, banyak makanan laut yang sudah tercemar dengan methyl mercury (air raksa organik). Kadar pencemaran pada setiap hewan laut berbeda-beda, tergantung lingkungan, usia, dan sifat pemangsanya. Pemangsa besar dan berumur panjang, seperti ikan hiu dan marlin, lebih banyak terpapar air raksa dibandingkan dengan hewan laut kecil berumur pendek seperti kerang-kerangan dan udang.

Seafood yang tercemar air raksa dapat menyebabkan keracunan. Gejala keracunan merkuri pada orang dewasa adalah kesemutan, serta gangguan keseimbangan dan gangguan sensor tubuh. Pada janin, merkuri dapat mengakibatkan gangguan perkembangan kognisi dan otot syaraf. Sedangkan efek negatif paparan merkuri tingkat rendah jangka panjang, hingga saat ini masih belum jelas.

Selain merkuri, ada juga kecurigaan bahwa banyak hewan laut yang terkontaminasi zat kimia limbah industri (PCB atau polychlorinated biphenyls). Sebenarnya, senyawa ini sudah tidak boleh beredar lagi, tapi kontaminasinya masih berlangsung sampai sekarang. PCB bersifat karsinogenik alias dapat memicu tumbuhnya sel-sel kanker.

Untunglah, Journal of the American Medical Association tahun 2006 menyatakan bahwa risiko kita terkena kanker karena mengonsumsi seafood masih sangat kecil jika dibandingkan dengan keuntungan sehat yang akan kita dapatkan.

Jadi, tetaplah jadikan seafood sebagai menu wajib sebanyak 1-2 porsi setiap minggu. Yang penting, perhatikan jenis seafood yang akan kita olah. Jangan memilih yang kadar kontaminasinya besar, terutama bagi wanita yang sedang hamil.

Narasumber: Dr Johanes C. Chandrawinata, MND, SpGK, dokter spesialis gizi klinik dari Rumah Sakit Melinda, Bandung

Sumber :
http://female.kompas.com/read/xml/2010/05/05/08513194/jadikan.seafood.menu.wajib.tiap.minggu
5 Mei 2010

Seafood yang Mencerdaskan

Seafood adalah salah satu jenis makanan terpopuler di dunia, seperti halnya daging dan telur. Alasannya tentu sudah jelas dan pasti, rasa seafood sangat memanjakan lidah. Kepiting, kerapu, dan belida adalah sedikit contoh dari ikan laut yang berharga mahal dan sangat terkenal kenikmatannya.


Tapi kepopuleran seafood tidak terbatas pada rasanya saja. Manfaat ikan yang sangat baik bagi kecerdasan anak juga menjadi sebab seafood banyak digemari orang. Bahkan moms yang sedang hamil pun sangat disarankan untuk mengkonsumsi seafood secara berlanjut. Menurut Dr. Joseph Hibblen dari National Institute of Health, Maryland, Amerika menyatakan bahwa seafood merupakan sumber utama lemak Omega-3.

Para moms yang hamil juga tak perlu khawatir mengenai efek merkuri dalam ikan yang sempat menjadi kontroversi. Menurut Gary J. Myers, MD dari Universitas Rochester, New York yang melakukan penelitian terhadap 779 moms hamil dan bayinya, tidak ditemukan efek dari konsumsi ikan laut. “Kami meneliti moms hamil yang makan ikan setiap hari. Sembilan tahun berikutnya, kami mengecek ulang kondisi anaknya, ternyata tidak ada efek buruk terhadap anak-anak tersebut,” ujarnya. Jadi tak usah khawatir efek buruk merkuri bagi janin dalam kandungan.

Seafood sebagai sumber Omega-3 yang sangat baik bagi perkembangan otak anak memang bukan rahasia lagi. Jadi selama masa kehamilan moms harus rutin mengkonsumsi seafood. Salah satunya, yang paling sering dianjurkan adalah ikan salmon. Sebab, menurut Dr. Mikio Nihira, MD, MPH, Asisten Profesor dan ahli kesehatan dari Greater Baltimore Medical Center and the University of Maryland, Baltimore, Maryland and Johns Hopkins Hospital, ikan salmon adalah makanan yang “nyaris” mendekati sempurna dalam memberikan asupan DHA yang sangat dibutuhkan anak dalam perkembangannya. Kemudian, setelah anak lahir dan bisa makan sendiri, kebiasaan mengkonsumsi seafood pun harus diteruskan. Hal ini mengingat perkembangan otak maksimal dimulai dari dalam kandungan hingga usia anak delapan tahun. Pada masa ini jangan sampai anak terlewat mengkonsumsi seafood.

Selain Omega-3, seafood kaya akan kandungan protein yang juga sangat penting untuk mendukung kecerdasan anak dan daya tahan tubuhnya. Jadi tak ada alasan lagi untuk tidak membiasakan konsumsi seafood bagi si kecil, karena hal itu akan memberikan manfaat sangat besar kepadanya.

Agar si kecil mau rutin mengkonsumsi seafood orangtua harus memberikan contoh dan membiasakan anak. Sediakan menu seafood secara rutin di meja makan. Anda pun harus ikut makan menu tersebut agar si kecil mau memakannya. Sering kali, kekurangsukaan orangtua terhadap seafood membuat anak juga enggan makan menu tersebut. Sebab, biasanya mereka akan mencontoh orangtuanya. Kalau perlu, sesekali ajak anak untuk makan seafood di restoran bercitarasa istimewa agar ia semakin menyukai menu seafood. Namun, bila memang anak benar-benar tidak suka seafood, tak perlu kuatir. Sebab, saat ini ada suplemen liver oil dari ikan cod yang mengandung DHA sangat tinggi untuk perkembangannya. Semoga, si kecil makin sehat dan pintar ya…

Sumber :
http://inspirasisehat.com/seven-seas-healthy-guides/272-seafood-yang-mencerdaskan-

“Bawal Bintang” Bintangnya Seafood Indonesia

Ternyata bukan orang saja, yang jika dikawinkan antar ras yang berbeda, dapat menghasilkan keturunan yang lebih baik. Karena ikan pun, jika dikawinkan antar jenis yang berbeda, ternyata bisa menghasilkan spesies baru yang luar biasa!

Sekitar 7-8 tahun yang lalu, ada sekelompok pengusaha dari Taiwan yang datang ke Indonesia untuk berternak ikan. Para pengusaha itu, mencoba membudidayakan ikan dengan varietas baru. Hasil perkawinan antara ikan Bawal air tawar dengan ikan Kue air laut. Varietas baru ini kemudian dikenal dengan nama Ikan Bawal Bintang.

“Setelah diadakan penelitian di dalam dan di luar negri, ternyata diketahui bahwa kandungan omega 3 dari ikan Bawal Bintang ini, paling tinggi dibandingkan ikan lainnya.” Kata Pak Effendi, menerangkan kenapa ikan Bawal Bintang ini begitu istimewa. Sehingga para pengusaha dari Taiwan tersebut mau bersusah payah membudidayakan ikan yang hanya bisa hidup di laut Indonesia.

Tak heran, jika pada awalnya keberadaan ikan yang berkualitas tinggi karena kandungan Omega 3 yang berlimpah ini, tidak banyak diketahui oleh masyarakat kita. Karena hampir 100% hasil budidaya ikan ini di ekspor ke negara-negara seperti Taiwan dan Jepang.

Karena orang di negara tersebut sangat menyukai Ikan, apalagi ikan dengan kandungan Omega 3 yang tinggi. “Baru 2 tahun belakangan ini saja, Ikan Bawal Bintang ini dilarang untuk seluruhnya di eksport ke luar negri. Dan digunakan untuk konsumsi dalam negri sendiri.” Pak Effendi menambahkan keterangan tentang keberadaan Bawal Bintang sebagai bahan konsumsi di Indonesia.

Untuk itu kita patut bangga! Karena ikan yang sangat spesial dengan kandungan Omega 3-nya yang tinggi ini, adalah asli dan hanya dapat dibudayakan di negri yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan ini. Dan tidak hanya itu, kita pun selayaknya wajib untuk mencicipi kelezatan sekaligus manfaat dari Ikan Bawal Bintang ini.

Beruntung, beberapa orang dari d’blogger termasuk saya, mendapatkan undangan untuk dapat mencicipi hidangan seafood, di Bandar Serpong Live Seafood Restoran. Karena Restoran Seafood yang terletak dibilangan Serpong ini, menyajikan Ikan Bawal Bintang dalam menu yang spesial

“Ikan Bawal Bintang, di sini di sajikan dengan cara di steam. Hal ini untuk menjaga agar kandungan Omega 3 dalam ikan ini tidak hancur. Dan masih dapat dirasakan manfaatnya” Kata Pak Effendi, sang Manager Restoran Bandar Serpong yang ikut menjamu kedatangan kami, dengan sangat ramah. Memang benar, bahwa Omega 3 adalah salah satu zat yang sangat rentan dengan proses pemanasan.

Kandungan Omega 3 dalam ikan akan hancur, jika ikan tersebut diolah dengan cara di goreng atau dibakar. Karena itulah Ikan Bawal Bintang di Restoran Seafood Bandar Serpong disajikan dengan cara di Steam, dan ditambahkan bumbu To Siu.

Soal rasa? Mmmhhh…, jangan ditanya! Kelezatan rasa asli Ikan Bawal Bintangnya tetap terjaga. Ditambah lagi bumbu To Siunya yang segar, tak ayal membuat lidah makin bergoyang dan makan menjadi lebih lahap!

Gimana, penasaran kan dengan kelezatan dan manfaat Omega 3 yang terkandung pada Ikan Bawal Bintang yang merupakan hasil Budidaya asli Indonesia? Daripada timbul jerawat karena rasa penasaran yang terpendam, lebih baik langsung aja datang ke Restoran Bandar Serpong di Jalan Raya Sepong KM 9, No. 88 B, Telp 53153683/84. Buruan! Karena ada DISKON HARGA 30% - 50% hingga April 2010.

Sumber :
http://hilman.blogdetik.com/2010/03/24/bawal-bintang-bintangnya-seafood-indonesia/
24 Maret 2010

Kadar Racun Tinggi di Ikan Paus Ancaman Pula Bagi Manusia

Bahaya mengancam jutaan manusia yang tergantung pada makanan laut (seafood). Tumpahan minyak di laut membuat kandungan racun dan logam berat begitu tinggi pada hewan laut. Fakta mengejutkan, kandungan kedua unsur tadi ditemukan dalam kadar tinggi di ikan paus jenis Sperm.

Temuan ini terungkap oleh para ilmuwan Amerika. Laporan para ilmuwan pada 24 Juni, pekan lalu, dari Agadir, Maroko, mencatat tingginya jumlah kadmium, aluminium, kromium, lead, perak, merkuri dan titanium dalam sampel jaringan yang diambil dengan senapan tombak dari sekitar seribu ikan paus selama lima tahun ini.

Sampel itu diambil dari perairan dekat kutub hingga ke ekuator. Ikan-ikan paus itu memperlihatkan kecenderungan terkena polutan yang diduga dihasilkan oleh manusia sejauh ribuan mil.

''Saya pikir, kontaminasi ini mengancam suplai makanan manusia. Kandungan itu mengancam ikan-ikan paus dan hewan lainnya yang hidup di samudera laut,'' kata pakar biologi Roger Payne, yang juga pendiri dan presiden Ocean Alliance, kelompok penelitian dan konservasi yang melaporkan hasil-hasil penelitiannya.

Para peneliti menemukan merkuri ada di 16 per sejuta di ikan paus. Ikan lainnya yang juga mengandung merkuri tinggi adalah ikan hiu dan ikan pedang. Pakar kesehatan bahkan memperingatkan agar anak-anak dan ibu hamil untuk tak mengonsumsi jenis makanan yang mengandung merkuri sebanyak satu per sejuta.

''Seluruh kehidupan laut dipenuhi rangkaian kontaminan yang dilepaskan oleh manusia sendiri,'' kata Payne yang disampaikan di sela-sela pertemuan tahunan Komisi Ikan Paus Internasional. Ia menatakan ikan paus Sperm berada di puncak rantai makanan. Ikan ini menyerap kontaminan dan mewariskannya ke generasi berikutnya ketika betinanya melahirkan.

Pada puncaknya, kata dia, kontaminan itu membahayakan makanan laut yang menjadi sumber protein utama untuk satu miliar penduduk dunia. ''Anda bisa berdebat keras bahwa ini ancaman kesehatan tunggal terbesar yang pernah dihadapi spesies manusia. Saya duga, semua akan memperpendek masa hidup jika memang inilah yang terjadi sekarang,''

Ada pula yang sangat menggemparkan, kata Payne, yaitu temuan tingginya konsentrasi aluminium. Logam ini sering digunakan dalam bahan pengemasan, pembungkus makanan, dan pengolahan air.

Pengaruhnya memang belum diketahui. Hanya, konsekuensi adanya logam berat itu menakutkan bagi ikan paus, juga manusia. ''Saya tak melihat prospek masa depan untuk spesies ikan paus, kecuali kepunahan. Hal ini tak diprediksi oleh setiap orang, juga pemerintah mana pun juga. Tapi, ini bisa terjadi.'

Dia menilai, tim dengan dana 5 juta dolar AS ini menghasilkan laporan yang paling komprehensif tentang polutan di laut. Komisioner Ikan Paus AS Monica Medina menyampaikan, ada 88 negara anggota dari komisi ikan paus dari laporan ini dan mendorong komisi untuk bertindak lebih jauh dari penelitian tersebut. Laporannya tepat sesuai target untuk mengangkat isu kritis bagi manusia, demikian juga bagi ikan paus.

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/lingkungan/10/06/26/121805-kadar-racun-tinggi-di-ikan-paus-ancaman-pula-bagi-manusia
26 Juni 2010

Makan Kerang, Makan Bakterinya

Kerang sebagai hidangan lezat ternyata menunjukan konsentrasi berbagai bakteri yang cukup tinggi. Umumnya kerang hanya dicelup sebentar dalam air panas. Demi pariwisata tak diumumkan bahaya tersebut. (ling)

PARA penggemar makanan kerang diperingatkan supaya lebih hati-hati. Minggu lalu Ny. W. Kastoro, Kepala Bagian Moluska, Lembaga Oceanologi Nasional, LIPI, berkata "Penelitian di perairan Indonesia menunjukkan konsentrasi bakteri kholera, typhus dan disentri pada tubuh kerang yang cukup tinggi, sehingga mengkhawatirkan bagi kesehatan manusia yang memakannya."

Mengapa terutama kerang Dr. David Phillips dari Departemen Pertanian Hongkong menjelaskan: "Manusia lebih mudah kena penyakit berbahaya karena makan kerang daripada karena makan ikan atau udang, sebab kerang hidup berkelompok di dasar laut dangkal dekat pantai, di mana sampah manusia dan buangan industri berhimpun. Konsentrasi bakteri dan zat racun di dasar laut menyebabkan kerang terutama tercemar, berbeda dengan ikan atau udang yang berenang di atas."

Kebetulan kini kerang menjadi hidangan lezat di restoran seafood umumnya, juga di Hongkong. Perairan Deep Bay , yang menghasilkan kerang untuk Hongkong, kebetulan sedang sangat dicemarkan oleh buangan binatang, manusia dan industri.

Bagaimana di sini? Di Indonesia dikenal dengan berbagai sebutan, seperti tiram, remis, kijing, lokan, kepah. Sekarang makanan lezat ini, yang kaya akan protein melebihi ikan atau daging sapi, mungkin sumber potensial penyakit perut.

Pengolahannya?

Teluk Jakarta merupakan sumber kerang untuk konsumsi manusia di ibukota, yang terkenal doyan jajan. Teluk ini pun merupakan wadah penampungan sampah dan kotoran manusia, binatang dan industri yang mengitari perairan itu, secara langsung atau melalui sungai-sungai yang bermuara di sekitarnya.

Cara menghidangkan kerang di Indonesia sederhana saja. Kerang mentah dicelup air mendidih sebentar untuk kemudian disajikan dengan sambal kacang dan dimakan langsung dari kulitnya. Lain negeri, lain pula caranya. Bahkan ada yang diolah cukup rumit dan disajikan sebagai acara khusus.

Namun, demikian nasehat Ny. Kastoro, sebaiknya sebelum menghidangkannya adalah perlu sekali orang merendam kerang dalam air laut bersih selama minimal 24 jam. "Kontaminasi oleh kuman bisa berkurang bila kerang itu dipurifikasi dulu sebelum dikonsumir," katanya.

Umumnya kerang di tempat makanan seafood hanya dicelup dengan air mendidih sebentar. Cara ini, menurut para "ahli makan", menjamin terpeliharanya "hormon" yang "berkhasiat tinggi" bagi pemakannya. Ini belum terbukti secara ilmiah, dan pasti cara masak ini tidak menjamin terbunuhnya kuman yang terdapat pada tubuh kerang itu. "Apalagi kalau kuman itu sudah sempat menimbulkan spora," kara Ny. Kastoro. "Di luar negeri, ada peraturannya supaya kerang untuk konsumsi selalu dipurifikasi dulu sebelum dilempar ke pasaran. Di Indonesia, para pedagang tidak diwajibkan melakukan purifikasi itu."

Sekalipun perarurannya di Indonesia belum ada, sudah ada juga pedagang makanan laut mempurifikasi dagangannya. Hal ini terjadi kalau omzetnya besar, dan membeli kerang jumlah banyak. Suplai disimpannya dalam air bersih, sehingga si kerang ada waktu untuk membilas dirinya dulu..

Nyonya Cina, pemilik tempat makan seafood di Jalan Pecenongan, mengaku membeli bahan mentahnya dari pedagang di sepanjang jalan Ancol atau Pasar Ikan, berasal dari Teluk Jakarta yang cemar.. Juga Sugiarto, penjaja kerang, yang berpangkal di depan gedung Xerox, Kramat Raya, menjelaskan bahwa ia memperoleh bahan mentahnya dari Ancol itu. Keduanya itu, misalnya, tidak mungkin mengadakan purifikasi.

Lebih rumit persoalannya di Hongkong. Deep Bay , sumber utama makanan kerang bagi penduduk koloni Inggeris itu, kini menjadi tempat buangan industri sekitar teluk itu, plus kotoran manusia dan binatang. Berkata Dr. Brian Morley, seorang ahli dari Departemen Zoologi, Universitas Hongkong: "Penyelidikan menunjukkan bahwa 60 persen tiram di teluk ini terkena polusi oleh zat kimia yang membahayakan manusia dan oleh bakteri yang menyebabkan penyakit serius." Selanjutnya ia menerangkan bahwa kerang dari Deep Bay sudah mengandung sejenis cacing parasitik yang tadinya terdapat pada ikan pari saja.

Demi Pariwisata

Para pejabat dan ahli di Hongkong sudah mempertimbangkan untuk menutup saja industri tiram untuk konsumsi manusia, demi keselamatan penduduk Hongkong.. Tapi mereka yang mencari nafkah di bidang itu mengemukakan bahwa sampai sekarang belum ada kasus keracunan atau terserang bakteri akibat makan kerang di Hongkong.

Di Indonesia? Agaknya bahwa pencemaran laut pun sudah ada, walaupun sampai berapa jauh belum dapat diungkapkan dengan pasti. Kembali Ny . W. Kastoro dari LON menerangkan "Baru dalam Pelita III kita akan mulai melakukan penelitian tentang hal itu."

Namun ada yang tidak menunggu lebih lama. Misalnya buku The Unsteady State, Growth, Culture and Environt tal Problems yang antara lain ditulis oleh Soetjipto Wiroradjono (waktu itu masih bekerja pada Pusat Penelitian Lingkungan & Perkotaan di Jakarta). Di dalam buku yang terbit di Hawai tiga tahun yang lalu itu disebutkan bahwa sebenarnya sudah ditemukan akibat air yang tercemar di Teluk Jakarta bagi kerang. Suatu prosentase yang berarti di antara kerang itu telah terkena oleh caliform bacteria, yang bisa menyebabkan penyakit pencernaan.

Adakah Lembaga Oceanologi tidak tahu? The Unsteady State menilai bahwa laporan yang diterbitkan Lembaga Oceanologi Jakarta waktu itu sengaja menggunakan "kalimat yang berhati-hati" dalam menyebut adanya kontaminai terhadap kerang di Teluk Jakarta. Demi pariwisata, pasaran ikan dan kerang, tak ada diumumkan peringatan yang jelas kepada publik adanya bahaya itu.

(*/adm)

Sumber :
http://www.dakiunta.com/content/racun-seafood
27 Juli 2009

Wanita Hamil Disarankan Sering Makan Seafood

WANITA hamil disarankan agar lebih banyak mengonsumsi ikan laut untuk mengurangi risiko gangguan otak pada bayi yang dikandungnya. Para ahli gizi dan peneliti Food Standards Agency dan Government's Scientific Advisory Committee on Nutrition di Inggris, menemukan adanya kandungan omega-3 dalam ikan.

Seperti diberitakan Daily Telegraph, para peneliti menemukan kandungan Omega-3 yang dikenal juga dengan dengan nama docosahexaenoic acid, yang sangat penting bagi otak. Para peneliti merasa yakin bahwa perempuan hamil harus mengonsumsi setidaknya tiga porsi ikan dalam seminggu

Saat ini tingkat konsumsi terhadap ikan di kalangan wanita hamil ataupun yang tengah menyusui makin menurun karena khawatir ikan yang dikonsumsi terkontaminasi bahan berbahaya. Namun Professor Jack Winkler dari Pusat Kebijakan Gizi di Universitas Metropolitan London, menyatakan, manfaat dari minyak ikan jauh lebih besar ketimbang risiko lainnya.

Hal itu disampaikan Jack Winkler pada konferensi yang dihelat di Royal Society of Medicine, London, pekan lalu. Sang profesor pun menyarankan pemerintah untuk mengeluarkan anjuran makan ikan laut bagi wanita hamil.

Kolega Jack Winkler di Universitas Metropolitan London, Michael Crawford, juga mengingatkan manfaat ikan. "Tidak seperti bagian tubuh lainnya, otak itu utamanya terbuat dari lemak. Karenanya otak butuh asam lemak untuk tumbuh dan berkembang," ujar Crawford.

"Kami sangat prihatin nasihat tentang ini lebih banyak diabaikan, dan jika tidak ada perubahan tentang nasehat dalam hal gizi, gangguan mental akan berlanjut dan sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan," ujarnya.

Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2007, hampir 12 ribu wanita hamil yang makan seafood kurang dari 340 gram dalam seminggu, atau setara dengan 2,5 porsi, memiliki anak yang berisiko lebih tinggi punya tingkat kecerdasan verbal yang rendah. Hasil penelitian terbaru yang dipresentasikan pada konferensi itu juga menyatakan, kekurangan asam docosahexaenoic mungkin berperan pada berkembangnya gangguan perilaku anak.(ara/jpnn)


Sumber :
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=64801
30 Mei 2010

10 Resep Hidangan Seafood Populer Nusantara

Negara kita memang kaya akan hasil laut, tak salah hingga hampir seluruh propinsi mempunyai masakan seafood yang semuanya lezat dan menggoda selera.
Bagi Anda penggemar seafood, Cobalah membikinnya sendiri. 10 resep seafood popular nusantara hanya untuk Anda. Pilihanya ada Pindang Serani, Japit Udang, Palai Bada, Gulai Ikan, Kare Kepiting, Dabu-Dabu Sesi, Pallu Mara Cakalang, Kenus Mebase, Ikan Mas Woku dan Sate Bandeng. Coba salah satunya dan sajikan buat keluarga tercinta. Selamat Mencoba!

Resep Budi Sutomo & Foto: Budi Sutomo

1. Pindang Serani (Jawa)

Bahan:

500 Bandeng, bersihkan, potong-potong
2 btg serai, memarkan
2cm lengkuas memarkan
3 cm jahe, iris serong tipis
4 cm kunyit iris serong tipis
7 bh bawang merah, iris tipis
2 bh tomat,belah
5 buah belimbing wuluh, belah dua
800 ml air
1 sdt gula pasir
1 sdt garam

Cara Membuat:

1. Lumuri potongan ikan dengan air jeruk nipis dan garam, biarkan beberapa saat agar bumbu meresap.
2. Didihkan air, Masukkan semua bahan kecuali ikan. Rebus hingga mendidih.
3. Masukkan Ikan, masak dengan api kecil hingga ikan matang. Angkat dan sajikan
Untuk 4 Porsi


2. Japit Udang (Madura)

Bahan:
400 gr udang besar, bersihkan
150 ml santan kental
Jepitan bambu/tusuk sate
Haluskan:
8 buah cabai merah
1 cm kencur
4 bh kemiri, sangrai
7 bh bawang merah
4 bh bawang putih
1 sdt gula pasir
1 sdt garam
Cara Membuat:
1. Bumbui udang dengan bumbu yang sudah dihaluskan. Diamkan beberapa saat agar bumbu meresap.
2. Jepit/tusuk udang dengan tusukan sate. Bakar di atas bara api sambil sesekali diolesi bumbu. Setelah matang dan kecokelatan, angkat dan sajikan sebagai lauk.
Untuk 3 Porsi

3. Palai Bada
(Sibolaga)

Bahan:
600 gr teri nasi/medan
1 butir telur, kocok lepas
½ butir kelapa parut, sangria, haluskan
2 lembar daun mangkokan, iris halus
½ lb daun kunyit, iris halus
6 lembar daun kemangi
2 batang serai, iris halus
2 sdm air jeruk nipis
Daun pisang secukupnya
Haluskan:
6 buah cabai merah
7 butir bawang merah
2 cm jahe
2 cm kunyit
Cara Membuat:
1. Campur teri dengan kelapa sangria, telur dan bumbu-bumbu. Aduk rata.
2. Siapkan daun pisang, masukkan dua sendok makan adonan. Bungkus menyerupai pepes dan semuat dengan lidi kedua ujungnya. Lakukan hingga adonan habis.
3. Kukus palai bada selama 15 menit. Angkat. Panggang di atas bara api hingga daun pisang kecoklatan. Angkat dan sajikan.
Untuk 5 Porsi


4. Gulai Ikan (Sumatra)

Bahan:
1 kg kakap/tongkol/kembung, bersihkan, potong-potong
1500 ml santan dari 1 butir kelapa
2 batang serai, memarkan
20 lembar daun kemangi
2 lembar daun mangkokan
60 gr kecombrang, iris halus
1 cm lengkuas, memarkan
2 sdm air asam
1 sdt garam.
Haluskan:
6 buah cabai merah
7 siung bawang merah
3 cm kunyit
2 cm jahe
Cara Membuat:
1. Panaskan santan dengan bumbu halus. Masak sambil di aduk hingga mendidih.
2. Masukkan ikan, kecombrang dan air asam. Masak api kecil hingga ikan matang dan kuah mengental. Angkat dan sajikan.
Untuk 4 Porsi


5. Kare Kepiting (Jawa Timur)

Bahan:
1 kg kepiting, bersihkan dan memarkan cangkangnya
100 gr buncis, potong 2 cm
300 ml santan kental
800 ml santan cair
3 sdm minyak goreng
Bumbu:
2 cm laos, memarkan
2 cm jahe, memarkan
2 helai daun jeruk
2 lembar daun salam
1 sdt gula pasir
½ sdm air asam
1 sdt garam
Haluskan:
8 siung bawang merah, haluskan
4 siung bawang putih, haluskan
½ sdm ketumbar sangrai dan haluskan
4 buah kemiri, haluskan
3 cm kunyit, bakar dan haluskan
1 sdt merica, sangrai
¼ sdt jintan, sangrai dan haluskan
1 sdt terasi, sangrai dan haluskan
Cara Membuat:
1. Panaskan minyak, tumis semua bumbu sampai harum. Masukkan kepiting, masak sampai kepiting berubah warna. Tambahkan santan cair. Masak sampai mendidih.
2. Tuang santan kental, rebus hingga kuah mengental. Sesaat sebelum diangkat, tambahkan buncis dan air asam. Angkat dan hidangkan.
Untuk 4 Porsi


6. Dabu-Dabu Sesi (Ambon)

Bahan:
500 gr ikan kembung
3 sdm air jeruk nipis
1 sdt garam
100 ml air
Bumbu, bakar dan tumbuk kasar:
5 siung bawang merah, bakar, tumbuk kasar
200 gr tomat, bakar, haluskan
5 buah cabai merah
Cara Membuat:
1. Kerat permukaan ikan, lumuri dengan air jeruk nipis dan garam. Biarkan beberapa saat.
2. Bakar ikan di atas bara api hingga kecokelatan. Angkat, sisihkan.
3. Campur semua ikan dengan campuran bumbu dan air. Rebus hingga air terhisap habis. Angkat dan sajikan.
Untuk 4 Porsi


7. Pallu Mara Cakalang.
(Makasar)


Bahan:
600 gr ikan cakalang, bersihkan, potong-potong
3 sdm minyak goreng
1200 ml air
Iris Halus:
6 siung bawang merah
2 batang serai, ambil putihnya
3 cm lengkuas
4 buah cabai merah
Haluskan:
3 cm kunyit, bakar
1 sdm daging buah keluwak
1 sdt asam jawa
1 sdt garam
Cara Membuat:
1. Lumuri ikan dengan keluwak dan asam yang telah dicairkan dengan sedikit air. Biarkan beberapa saat agar bumbu meresap.
2. Panaskan minyak, tumis semua bumbu hingga harum. masukkan air, rebus hingga mendidih.
3. Tambahkan ikan kedalam rebusan bumbu, masak dengan api kecil hingga daging matang. Angkat dan sajikan hangat.
Untuk 4 Porsi

8. Kenus Mebase (Bali)

Bahan:
700 gr cumi-cumi, bersihkan, potong-potong
300 ml kaldu
2 sdm air jeruk nipis
1 sdt lada halus
3 sdm minyak goreng
4 siung bawang merah, iris halus
2 lembar daun salam
2 batang serai, memarkan
2 lembar daun jeruk purut
1 sdm air asam jawa
Haluskan:
5 buah cabai merah
5 siung bawang merah
3 siung bawang putih
2 cm jahe
3 cm, kunyit, bakar
1 buah tomat
1 sdt ketumbar
5 buah kemiri
1 sdt terasi
1 sdt gula pasir
1 sdt garam garam
Cara Membuat:
1. Lumuri cumi dengan air jeruk nipis, lada dan garam. Biarkan beberapa saat agar bumbu meresap. Sisihkan.
2. Panaskan minyak, tumis semua bumbu hingga harum. Masukkan kaldu, cumi-cumi, air jeruk dan garam, masak hingga cumi matang dan kuah mengental. Angkat dan sajikan panas sebagai lauk nasi.
Untuk 4 Porsi

9. Ikan Mas woku (Sulawesi Utara)

Bahan:
1 kg ikan mas, bersihkan
2 sdm air jeruk nipis
4 lembar daun jeruk purut
1 lembar daun pandan, simpulkan
2 lembar daun jintan, iris halus
1 batang daun bawang, iris halus
15 lembar daun kemangi
1 lbr daun kunyit, simpulkan
2 batang serai, memarkan
200 cc air
Minyak goreng secukupnya
Haluskan:
6 bh cabai merah
10 buah cabai
2 cm kunyit, bakar
2 cm jahe
3 buah tomat
7 butir kemiri, sangrai
1 sdt garam
Cara Membuat :
1. Lumuri ikan dengan garam dan air jeruk nipis. Biarkan beberapa saat. Goreng ikan hingga matang dan kuning kecokelatan.
2. Panaskan minyak, tumis semua bumbu hingga harum. tambahkan air, masak hingga mendidih.
3. Masukkan ikan, daun, tebal dan daun kemangi. Masak dalam api kecil hingga ikan matang. Angkat dan sajikan.
Untuk 3 Porsi

10. SATE BANDENG (Banten)

Bahan :
700 gr ikan bandeng
1 butir telur, kocok lepas
¼ butir kelapa, sangria, haluskan
100 ml santan kental
1 sdt garam
Haluskan:
7 siung bawang merah
4 siung bawang putih
4 buah cabai merah
½ sdm ketumbar, sangrai
½ sdt jintan, sangrai
2 cm jahe
1 cm, lengkuas
2 cm kunyit
1 sdt asam
1 sdt garam
1 sdt gula pasir
Cara Membuat:
1. Pukul-pukul ikan hingga ikan empuk. Keluarkan daging bandeng dari rongga insang. Haluskan dagingnya dan buang duri-durinya.
2. Campur daging bandeng dengan telur, kelapa halus dan semua bumbu. Aduk rata.
3. Ambil kulit bandeng, isikan campuran di atas ke dalam badan bandeng. Lumuri badannya dengan sisa bumbu. Bungkus dengan daun pisang dan bakar di atas bara api hingga matang. Angkat, potong-potong dan sajikan.
Untuk 4 Porsi.


Sumber :
Budi Sutomo, S.Pd
http://budiboga.blogspot.com/2006/06/10-resep-hidangan-seafood-populer.html
27 Juni 2006

Racikan Seafood Praktis untuk Sehari-hari

SUKA makanan laut tetapi ogah mengolahnya? Tak perlu khawatir, dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh di pasar swalayan, Anda bisa mempraktikkannya di rumah. Racikan minggu ini adalah resep rahasia Chef Steven Yau Chin Fai dari Grand Ocean, Jl HR Muhammad, untuk sajian Oriental Kitchen di Sinar Supermarket Darmo Satelit.

Kendati diakui Steven, banyak orang enggan mengonsumsi kerang hijau (crassostrea gigas) karena berpikir warna hijau muncul karena penyakit, parasit, atau pengaruh tembaga di air.

Menurut penelitian, warna hijau tersebut disebabkan tumbuhan yang menjadi makanan utama kerang. “Semacam alga berwarna hijau,” kata Steven. Sehingga kulitnya berubah menjadi hijau, selain karena kerang ini hidup di karang di perairan asin (laut) atau air payau. Jadi, tak berbahaya dikonsumsi manusia.

Padahal, kerang hijau kaya protein, zat besi, kalsium, dan vitamin A. Seperempat kilogram kerang hijau rata-rata sama kandungan gizinya dengan seperempat liter susu atau setengah kilogram roti. Tak heran bila di Eropa, kerang hijau jauh lebih mahal dibanding jenis kerang lainnya.

Cara pengolahan kerang juga beragam. Bisa dimakan mentah, diasap, direbus, dipanggang, digoreng, bahkan sebagai tambahan minuman. Rasa olahan kerang hijau pada resep ini terasa kenyal di antara kuah kaldu ikan yang segar.

Racikan lainnya adalah ikan salmon gulung saus Jepang. Ikan salmon kaya lemak omega-3 yang baik bagi otak. Diolah bersama jamur enoki yang renyah ketika dimakan. Pilih jamur enoki yang berwarna putih segar.

Sebelum diolah, potong pangkal jamur. Kalau dipakai sebagai tambahan masakan, masukkan paling belakang atau tidak terlalu lama mengolahnya. Sebab akan terasa keras. Jamur mungil ini merupakan sumber vitamin D dan sedikit vitamin B-komplek bagi tubuh. ida


Sup Kerang Hijau Kaldu Ikan
Bahan:

500 gr kerang hijau (ambil dagingnya)
500 gr daging dan tulang ikan
300 ml susu cair
4 sdm gula
100 gr wortel, jamur merang, dan kentang
Garam dan merica secukupnya

Membuatnya:

1.Daging dan tulang ikan direbus lalu saring untuk diambil kaldunya. Sisihkan.
2.Rebus wortel, jamur merang, dan kentang secara terpisah. Tiriskan, lalu campur dengan kaldu ikan menjadi kuah sup.

3.Rebus kerang hijau selama lima menit di tempat terpisah. Setelah matang, potong dagingnya sesuai selera.

4.Campur kuah sup dengan potongan daging kerang hijau. Sajikan hangat.

Ikan Salmon Gulung Saus Jepang
Bahan:

1 ekor ikan salmon fillet
Jamur enoki (mirip taoge) secukupnya
Wortel, potong panjang tipis atau diserut
Garam dan merica hitam secukupnya
Saus yakiniku siap pakai

Membuatnya:

1.Letakkan jamur enoki dan serutan wortel di atas salmon fillet. Taburi campuran garam dan merica hitam di atasnya. Gulung dan sisihkan.

2.Tuang minyak goreng secukupnya di atas wajan datar. Goreng salom gulung sambil dibolak-balik selama tiga menit hingga salmon berubah warna kecokelatan, angkat, tiriskan. Santap dengan saus yakiniku yang beraroma bawang putih.



Sumber :
http://www.surya.co.id/2009/02/14/racikan-seafood-praktis-untuk-sehari-hari.html

Seafood Dalam Jeratan Prestis, Mitos, dan Gaya Hidup

Ancaman terbesar bagi dunia kelautan adalah penangkapan berlebihan (overfishing), selain itu pola konsumsi yang tidak cerdas dapat menciptakan permintaan yang tinggi akan spesies-spesies yang seharusnya dikurangi tingkat konsumsinya atau bahkan tidak dikonsumsi sama sekali seperti Ikan Napoleon, hiu dan semua produk-produk turunannya, serta penyu dan semua produk-produk turunannya.

Penelitian seorang doktor dari Unversitas Aberdeen mengungkapkan bahwa hiu peka akan perubahan gelombang permukaan, dan perubahan suhu. Dengan kepekaannya ini, hiu sebagai salah satu biota laut yang menempati rantai makanan paling atas, ternyata mampu mendeteksi badai. Hiu sangat sensitif dalam mendeteksi perubahan tekanan udara, sehingga gejala awal pembentukan badai dari perubahan tekanan udara di permukaan laut dapat ditengarai dari perilaku hewan tersebut.

Kemampuan hiu tersebut ternyata tidak mampu menyelamatkan dirinya sendiri dari badai perdagangan sirip hiu. Sebanyak 8000 ton sirip hiu diperdagangkan setiap tahunnya di seluruh dunia, yang berarti kepunahan bagi banyak spesies hiu serta ancaman bagi keberlangsungan keseimbangan ekosistem laut karena terganggunya rantai makanan. IUCN menyebutkan sebanyak 16 dari 21 jenis hiu mengalami kepunahan akibat perburuan ilegal dan tangkap-lebih. Salah satu motif konsumsi sirip hiu adalah prestis, mitos awet muda, mitos kandungan obat, serta mitos-mitos lainnya yang tidak pernah terbukti secara medis.

Selain mitos, gaya hidup masyarakat penggemar seafood turut mengantar beberapa jenis ikan eksotis pada kepunahan. Semakin langka satu jenis ikan, semakin sulit ikan itu dicari, semakin mahal harganya, maka semakin bangga pula manusia yang mampu membelinya. Kerapu tikus atau kerapu bebek (Barramundi cod) sudah sulit ditemukan oleh penyelam rekreasi, namun masih bias ditemukan dalam aquarium di beberapa restoran yang menjualnya dengan harga tujuh ratus ribu rupiah atau lebih per kilogram.

Penyu juga mengalami situasi yang sama sulitnya dengan hiu. Perburuan daging dan telur penyu, serta tangkapan-sampingan (by-catch) telah mengurangi populasi hewan ini secara drastis. Tangkapan-sampingan pada penyu banyak terjadi pada perikanan tuna rawai (long line) yang masih menggunakan jenis pancing J (J-hook), dan pukat udang. WWF dalam pernyataan pers baru-baru ini menyampaikan bahwa “Solusi masalah ini sudah tersedia, yaitu penggunaan Turtle Excluder Device (TED) untuk perikanan pukat udang dan pancing lingkar atau circle hook untuk perikanan tuna long-line," ujar Wawan Ridwan, Direktur Program Kelautan WWF-Indonesia. "TED sudah diatur penggunaannya, tapi pengawasannya masih kurang. Sedangkan circle hook harus segera diwajibkan penggunaannya, karena mampu mengurangi by-catch penyu sampai 85% dibandingkan pancing tuna biasa," lanjutnya.

Penegakan hukum oleh aparat diharapkan dapat menjadi solusi yang berjalan paralel dengan inovasi di bidang perikanan. Data pada tahun 2007 menyebutkan sebanyak 184 kapal yang ditangkap dari 2.207 kapal yang diperiksa, 89 diantaranya merupakan kapal dengan bendera asing sedangkan 95 sisanya merupakan kapal berbendera Indonesia. Dari penangkapan tersebut diselamatkan aset negara dan lingkungan sebesar Rp. 439.6 Miliar. (aul/ds)


Sumber :
http://wwfid.panda.org/tentang_wwf/upaya_kami/marine/publication/newsarchive/?1660
16 September 2008

Cara Memilih Kepiting Hidup?

Rasane Seafood Aslinya Kepiting Asap (SCTV)

Seafood Padang

Di Padang? Ya makanan Padang! Begitu umumnya fallacy yang berlaku setiap kali kita berkunjung ke Padang. Seolah-olah di Kota Padang hanya ada masakan Minang yang memang sudah kondang, bahkan melintasi batas negara. Tradisi merantau urang awak pun membuat rumah makan padang hadir di mana-mana. Setiap ada simpang tigo atau simpang ampek, pastilah ada rumah makan padang. Kecuali di bulan! Karena di bulan belum ada persimpangan jalan.

Kenyataan bahwa Padang berada di tepi laut mestinya menunjukkan bahwa di kota ini tentulah tersedia berbagai sajian hasil laut yang berkualitas. Jernihnya kawasan samudra di Timur kota ini – setidaknya bila dibandingkan dengan kondisi laut di Pantai Utara Jawa – juga merupakan testimonial bagi hasil laut yang bermutu.

Pulau Sikuai yang dapat dicapai dengan perahu cepat dalam waktu 45 menit dari Padang pun tampaknya hanya populer di kalangan wisatawan asing yang membaca informasi tentang pulau ini di buku panduan Lonely Planet. Baru belakangan ini Pulau Sikuai mulai menjadi tujuan wisata memancing bagi para penggemar memancing. Pulau Mentawai yang lebih jauh pun sudah sejak lama dikenal sebagai “gudang” lobster yang diburu para eksportir.

Kunjungan terakhir saya ke Padang mengungkap temuan beberapa rumah makan yang menyajikan sajian hasil laut juara. Begitu terpukaunya saya oleh kualitas masakan di beberapa rumah makan itu, sampai saya tak habis pikir. “Ke mana saja saya selama ini bila berkunjung ke Padang?”

Masakan Minang sebetulnya menampilkan cukup banyak ikan. Tetapi, kebanyakan yang dihadirkan adalah ikan darat, seperti: ikan mas, nila, mujair, dan gurami. Dari kawasan laut, ikan kakap terutama hadir kepalanya saja dalam masakan populer gulai kepala ikan. Ikan kembung biasanya hanya digoreng atau disajikan sebagai balado. Di rumah-rumah makan yang menyandang tulisan “Pauh Piaman” (dari Desa Pauh, dekat Pariaman), juga banyak terhidang gulai atau masakan asam pedas dari ikan tenggiri dan tongkol.

Tetapi, apa tidak bosan bila selama beberapa hari di Padang kita selalu makan masakan Minang untuk makan malam dan makan siang? Itulah sebabnya kali ini sengaja saya tulis tentang beberapa tempat yang khusus menyajikan seafood.

Tempat pertama yang menjadi rekomendasi saja adalah RM “Djoni/Kun” di Muara, masih termasuk kawasan Chinatown-nya Padang. Warungnya sangat sederhana – dengan tiga meja panjang dengan bangku-bangku panjang yang sering dipenuhi para tamu. Ketika singgah ke sana, muncul kreativitas saya untuk mengangkat sebuah meja kecil dan kursi ke seberang warung, supaya tempat duduk saya langsung berada di tepi Sungai Batang Arau. Asyik! Serasa di Venezia!

Sajian andalan “Djoni/Kun” adalah ikan bakar santan. Kebanyakan para tamu memilih ikan kerapu yang dibakar, kemudian dilumuri dengan saus santan kental berwarna jingga, dan kemudian dibakar lagi. Tidak hanya unik, tetapi juga istimewa. Ketika berkunjung ke sana, saya memesan ikan pari sebesar telapak tangan untuk dibakar dengan santan. Maklum, ikan kerapunya terlalu besar untuk dimakan sendiri. Ternyata, pari bakar santan itu pun hadir istimewa.

Djoni membawa seekor udang kipas ke meja saya. Ia memuji kesegaran udang yang baru didapatnya tadi pagi. “Saya goreng dengan sambal petai, ya?” katanya menawarkan. Sungguh taktik yang jitu. Saya langsung menyerah. Klepek-klepek.

Tak lama kemudian, sajian itu datang. Tampilannya sungguh memesona. Udang kipasnya dibelah, kemudian digoreng. Sambal goreng petai kemudian dituangkan di atasnya sebagai topping. Mak nyusssss!

Udang kipas memiliki kualitas daging yang sungguh lembut dan mulus. Sekalipun harganya lebih murah daripada lobster, tetapi rasanya jauh mengalahkan lobster. Kalau Anda nanti menjumpai udang kipas, tubruk saja langsung. Dijamin tidak akan menyesal.

Saya harus mengakui bahwa “Djoni/Kun” punya kualitas masakan di atas rata-rata. Inilah tempat yang saya rekomendasikan untuk makan seafood di Padang. Ia selalu sedia segala macam ikan, udang, lobster, cumi-cumi, dan kepiting. Djoni pun lihai menampilkan segala jenis masakan untuk mengolah seafood.

Di Padang sejak beberapa lama ini juga telah hadir sebuah seafood foodcourt. Semula bernama “Nagoya”, kini setelah ganti manajemen menjadi “Enagoya”. Semua kios yang bergabung di sana harus menampilkan menu seafood. Tidak heran bila di sana ada satu gerobak penjual martabak telur yang isinya bukan daging kambing atau daging sapi, melainkan ikan dan udang. Rasanya? Mirip seafood omelette. Tidak jelek, tetapi agak memaksa.

Di “Enagoya” saya terpesona dengan kualitas sup ikannya. Sangat mirip dengan sup ikan di Batam. Harum, bening, isinya irisan tipis daging ikan yang hanya dimasak sebentar dalam kuah yang gurih. Setelah diangkat dari api, dimasukkan beberapa potongan daun selada. Aroma minyak wijen membuat sup ikan ini sungguh istimewa. Saya baru kemudian sadar bahwa rupanya pemilik terdahulu adalah orang Batam yang punya rumah makan di kawasan Nagoya.

“Enagoya” adalah tempat makan murah-meriah dengan kualitas yang cukup baik. Setidaknya, kehadiran seafood pada aras foodcourt akan membuat sajian ini makin populer di Padang.

Tempat ketiga tampil lebih elite, berlokasi di kawasan Taplau (Tapi Lauik alias Tepi Laut). Padang adalah kota yang beruntung – sebagaimana halnya Makassar – karena memiliki pantai yang indah di tengah kota. Sayangnya, entah bagaimana cara berpikir para pemikir tata kota Padang, keindahan pantai itu “dirusak” dengan bangunan-bangunan untuk menempatkan para penjaja makanan. Dulunya, di sepanjang jalan itu bermunculan para penjual rujak, es tebak, dan jagung bakar. Karena dianggap tenda-tenda mereka tidak seragam, Pemda Kodya Padang pun melakukan penataan dengan membangun kios-kios yang seragam. Memang rapi. Tetapi, halloooo, di mana dong pantainya? Oh, di balik kios-kios itu?

Pembinaan memang kadang-kadang berbatas tipis dengan pembinasaan.

Restoran yang saya maksud di Taplau ini letaknya justru di seberang jalan yang di pinggir pantai – tempat yang memang seharusnya untuk me-“lokalisasi” para pedagang makanan maupun suvenir. Restoran ini menempati sebuah bangunan berlantai tiga, bernama “Nelayan”.

Bila melihat daftar menu “Nelayan”, sajiannya sangat mirip dengan yang dapat kita jumpai di restoran-restoran serupa di Jakarta, seperti “Pondok Laguna” di kawasan Pecenongan. Ada lumpia seafood, tahu kipas, dan sebangsanya.

Tetapi, bila sedikit teliti membaca menu, kita akan menemukan items baru yang jarang dijumpai di tempat lain. Misalnya, kailan tumis blacan. Dipilih kailan yang masih muda, sehingga sangat renyah dan tidak berserat. Mengesankan!

Ikan kerapu bakar bawang putih yang saya pesan tampil mengagumkan. Ketika datang, ingatan saya langsung melayang pada hidangan “Hutong”, sebuah restoran mewah di Hong Kong – yaitu ikan utuh yang dipanggang dalam oven, dengan taburan bawang putih cincang goreng dan kacang tanah goreng yang ditumbuk kasar.

Di “Nelayan”, kerapunya dibakar sempurna, sehingga menghasilkan daging yang lembut dan manis, tanpa gosong. Bawang putih cincang yang digoreng sempurna pun melengkapi keistimewaan hidangan ini. Biasanya, bila bawang putih belum matang digoreng, yang muncul adalah citarasa pedas. Sebaliknya, bila terlalu gosong digoreng, rasanya berubah pahit. Di “Nelayan”, bawang putih cincang digoreng dengan pas, berwarna kuning keemasan, dan manis rasanya. Mak nyusss!

Jangan lewatkan!


Sumber :
http://travel.kompas.com/read/2009/02/23/14343344/Seafood.Padang
23 Februari 2009

BBQ Lobster, Clam, Shrimp & Fish Seafood Recipe for the Grill

Seafood BBQ at Muara Karang Jakarta

Seafood Pemicu Kolesterol?

unya masalah dengan kadar kolesterol? Udang, cumi dan ikan yang lezat mungkin selalu Anda hindari. Meskipun rasanya gurih enak, seafood sering menjadi 'tersangka' penyebab naiknya kadar kolesterol darah. Tetapi apakah memang benar seafood jadi pemicu kolesterol darah?

Banyak orang yang memiliki kadar kolesterol darah cukup tinggi mulai meninggalkan seafood. Padahal beragam jenis seafood rasanya sangat enak, dan kaya akan sejumlah mineral penting. Seafood sudah lama dijuluki sebagai pemicu kadar kolesterol darah.

Di dalam tubuh manusia ada 2 tipe kolesterol. LDL (low Density Lipoprotein) yang merupakan kolesterol 'jahat' yang bisa menyumbat pembuluh darah. HDL (High Density Lipoprotein), kolesterol 'baik' yang membantu menggempur kolesterol 'jahat'.

Secara alami kolesterol dibuat oleh tubuh dan diperlukan agar tubuh bisa berfungsi dengan baik. Diantaranya menjaga sel-sel tubuh tetap sehat dan memproduksi hormon esensial. Ketidakseimbangan terjadi apabila kita mengkonsumsi banyak makanan kurang sehat yang memicu tubuh memproduksi kolesterol 'jahat' lebih banyak. Akibat dan resikonya adalah penyakit jantung.

Beberapa jenis makanan dikenal sebagai biang kolesterol seperti telur, kerang-kerangan dan jenis seafood lainnya. Padahal sebenarnya makanan tersebut memberi dampak sangat kecil pada kadar kolesterol darah.

Konsumsi lemak jenis dan trans dalam makanan lain justru lebih cepat dan lebih banyak memicu kadar kolesterol 'jahat' dalam darah. Dengan kata lain konsumsi lemak hewan, minyak kelapa dan lemak trans lebih berbahaya dari pada makan seafood.

Kerang-kerangan sebenarnya hanya mengandung sedikit koleterol, sekitar 25 mg (untuk ½ mangkuk kerang rebus), 150 mg (untuk ½ mangkuk udang rebus) dan 200 mg untuk 1 butir telur sedang. Jadi konsumsi maknaan gorengan, atau makanan yang diproses dengan lemak trans akan memicu jumlah kadar kolesterol jahat lebih tinggi. Karena itu lebih makan makan udang rebus, cumi bakar atau ikan bakar dalam porsi sedang.

( dev / Odi )

Sumber :
Odilia Winneke - detikFood
http://www.detikfood.com/read/2010/08/27/160616/1429573/900/seafood-pemicu-kolesterol
27 Agustus 2010

Kepiting, Makanan yang Sehat dan Lezat

Di balik cangkangnya yang keras, kepiting ternyata memiliki daging yang lembut seperti daging ikan. Tidak hanya itu, seafood ‘mahal’ ini sangat diminati banyak orang karena rasanya yang sangat lezat.

Kepiting sangat mudah kita jumpai di pasar tradisional atau supermarket. Kepiting juga disajikan sebagai seafood dalam beragam jenis masakan baik di warung-warung tenda di tepi jalan maupun di restoran kelas atas. Kepiting diolah menjadi berbagai masakan lezat seperti kepiting asam manis, kepiting bumbu lada hitam, kepiting gulai, asparagus kepiting bahkan omelet kepiting atau sekedar dimasak kepiting rebus saja. Daging kepiting tidak hanya diminati karena rasanya yang lezat tetapi juga menyehatkan mengandung beragam nutrisi penting.

Bukan hanya dagingnya yang mempunyai nilai komersil, cangkangnya pun pun memiliki nilai lebih. Kulit kepiting diekspor dalam bentuk kering sebagai sumber chitin, chitosan dan karotenoid yang dimanfaatkan oleh berbagai industri sebagai bahan baku obat, kosmetik, pangan, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut memegang peran sebagai antiviral dan anti bakteri. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai bahan pengawet makanan yang murah dan aman.


Kandungan Nutrisi Kepiting


Kaya akan protein

Kandungan protein kepiting kurang lebih sekitar 22 gr/100 gr. Kandungan asam aminonya juga berprofil lengkap. Asam amino yang jumlahnya paling tinggi tiap 100 gramnya adalah glutamate 3474 mg, aspartat 2464 mg, arginin 1946 mg, lysine 1939 mg dan leusin 1768 mg.

Kaya asam lemak omega-3

Seperti halnya hasil hewani laut lainnya, kepiting juga kaya asam lemak omega-3 yaitu sebesar 407 mg /100 gr.

Tinggi kandungan vitamin B12

Kepiting juga mengandung vitamin B12 yang tinggi yaitu sekitar 10,4 mcg/100 mg. Kandungan ini sudah mampu mencukupi kebutuhan harian vitamin B12 sebesar 174%. Selain itu kepiting juga mengandung niacin dan riboflavin dalam jumlah yang cukup baik untuk kesehatan.

Kaya mineral zinc, copper dan selenium

Sebagai hasil laut, kepiting juga kaya kandungan mineral. Kandungan mineral yang tertinggi untuk 100 gr kepiting adalah selenium 48 mcg (68% kebutuhan harian), copper 0,7 mg (37% kebutuhan harian) dan zinc 5,5 mg (36% kebutuhan harian).


Manfaat Kandungan Nutrisi Kepiting

Kandungan protein yang tinggi berfungsi vital bagi tubuh sebagai pembentuk enzim, pembentukan sel organ dan otot, pembentuk hormon, perbaikan sel yang rusak, pengatur metabolisme, dan pembentuk sistem kekebalan tubuh.
Kandungan vitamin B12 sangat baik untuk menghasilkan energi dan pertumbuhan, meningkatkan metabolisme asam amino dan asam lemak, produksi sel darah merah, serta meningkatkan kesehatan syaraf dan kulit.

Asam lemak omega-3 dalam kepiting berfungsi menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah sehingga mencegah penyakit kardiovaskular (jantung), meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan fungsi sistem syaraf dan kesehatan mata, dan meningkatkan kecerdasan otak bila diberikan sejak dini.

Mineral selenium berperan sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan sel dari radikal bebas penyebab kanker dan penyakit jantung. Selenium diyakini berperan dalam mencegah kanker dan pengrusakan kromosom, juga meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi virus dan bakteri serta mencegah peradangan.

Mineral copper berfungsi sebagai komponen enzim redox, pembentukan selda rah merah, otot, syaraf, tulang dan otak, serta mencegah penyakit tulang dan syaraf.
Mineral zinc berfungsi untuk komponen pembentuk enzim-enzim tubuh, sel darah merah, sistem kekebalan tubuh, mencegah pembesaran prostat, mencegah kerontokan rambut.
Kerang sangat cocok untuk menu diet yang tinggi protein karena mengandung lemak jenuh yang sangat rendah hanya 0,2 gram/ 100gram.


Tips Sehat Konsumsi Kepiting

Sebaiknya Anda tidak mengolah kepiting dengan cara digoreng
Meski mengandung berbagai nutrisi yang menyehatkan, kepiting juga mengandung kolesterol yang cukup tinggi yaitu 76 mg/ 100gr. Konsumsi kolesterol per hari yang dianjurkan maksimal sekitar 300 mg. Sajian kepiting berukuran sedang setiap hari sudah cukup untuk mendapatkan semua manfaatnya.
Kepiting mengandung basa purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Pengidap penyakit asam urat atau gout lebih baik menghindari atau sangat membatasi konsumsi kepiting.

Untuk kepiting cangkang lunak/soka, kulitnya tidak perlu disisihkan, nilai nutrisinya juga tinggi, terutama kandungan chitosan dan karotenoid yang biasanya banyak terdapat pada cangkang.


Sumber :
http://www.sportindo.com/page/206/Food_Nutrition/Articles_Tips/Kepiting_Seafood_Lezat_Kaya_Manfaat.html, dalam :
http://kesehatan.kompasiana.com/group/medis/2010/01/07/kepiting-makanan-yang-sehat-dan-lezat/
7 Januari 2010

Tips: Memilih Seafood Segar

Supaya keuntungan sehat seafood tetap terjaga, kita wajib memahami seluk-beluk pemilihan, pengolahan, dan cara mengonsumsinya. Sebelum membeli, pelajari dulu cara memilih seafood dengan benar seperti panduan berikut. Maksudnya agar makanan sehat ini tidak menjadi bumerang yang justru dapat membahayakan kesehatan.
1. Beli di tempat yang terpercaya
Penjual yang paham, akan menyimpan seafood di suhu dingin antara 0-80 derajat Celcius di dalam wadah yang diisi es. Wadah ini juga harus bisa mengalirkan es yang mencair untuk mengurangi resiko pembusukan.

2. Periksa kualitas dan kebersihannya
Seafood yang segar terlihat bersih dan bebas serangga. Penjualnya menggunakan sarung tangan disposable, serta bisa menjawab pertanyaan tentang kesegaran seafood yang dijualnya.

3. Baui aromanya
Ikan segar memiliki aroma seperti laut, tidak berbau amis menyengat. Jika ditekan, dagingnya terasa kenyal, dengan sirip dan sisik utuh menempel erat pada kulit yang tetap berwarna metalik dan bersinar (tidak kusam). Insang berwarna merah muda atau merah cerah, bebas lendir atau lumpur. Mata ikan terlihat jernih, bercahaya, dan menonjol.

4. Daging ikan fillet yang baik, aromanya tidak terlalu amis
Dagingnya lembab dan kenyal. Warnanya jernih, tanpa ada warna kecoklatan di tepi-tepinya. Jika fillet dikemas terbungkus, kemasannya harus rapat dan tidak rusak.

5. Pegang dan geser cangkangnya berlawanan arah
Aturan ini berlaku untuk memilih kerang segar. Jika kerang bergerak, artinya sudah tidak segar lagi. Sama seperti ikan, udang atau kerang yang sudah dikupas, aromanya tidak amis. Kadang ada sedikit cairan jernih di atasnya. Pastikan cairan itu tidak berwarna putih atau kehijauan.

6. Seafood harus benar-benar beku
Seafood beku harus benar-benar beku dan bebas dari kristal es atau freezer burn (kondisi makanan yang rusak karena oksidasi dan dehidrasi). Ciri-ciri makanan yang terkena freezer burn adalah warnanya berubah dari warna aslinya. Periksalah apakah kemasan masih utuh dan tidak ada tanda terkena air akibat disimpan di bawah garis freezer.

7. Lembab, tidak amis menyengat, dan warnanya khas
Inilah tanda seafood matang yang baik. Yang dimaksud dengan warna khas adalah warna yang menggambarkan kesegaran. Misalnya, cangkang udang harus berwarna merah muda. Untuk lobster atau kepiting, cangkangnya harus berwarna merah terang. Sebelum membeli, periksa terlebih dulu, jangan sampai seafood matang diletakkan bersebelahan dengan seafood mentah. Periksa juga tanggal kemasan dan kadaluarsanya.



Sumber :
http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=112108:tips-memilih-seafood-segar&catid=67&Itemid=99
7 Mei 2010

5 Cara Mengolah Seafood

Meskipun hidangan laut -khususnya ikan- sering dianggap tinggi kandungan merkurinya, namun orang tetap mencintai makanan ini. Hidangan laut ini tinggi protein, rendah lemak, sehingga merupakan sumber makanan yang sehat bagi jantung.

Kebanyakan ikan dan kerang-kerangan akan terasa paling lezat jika dimasak dan disantap pada hari Anda membelinya. Hanya saja, Anda perlu lebih cermat dalam mengolahnya. Salah mengolah makanan ini, Anda bisa kehilangan gizinya. Ada berbagai cara untuk mengolah seafood yang bisa Anda pilih, misalnya dipanggang, dikukus, atau direbus.

1. Dibakar
Membakar hidangan laut sebenarnya mudah saja, asal Anda mengikuti aturannya. Minyaki dulu alat pemanggang untuk menghindari daging menempel di pemanggangnya, dan menjaga agar nyala apinya berada dalam jarak sedang dari ikan (atau bahan makanan lainnya). Hindari juga menggunakan garpu untuk membalik daging, karena garpu bisa menyebabkan fillet ikan remuk dan kehilangan kelembabannya. Kucuri dengan perasan lemon untuk meningkatkan cita rasanya.

2. Ditumis/digoreng
Menumis secara singkat bisa mengeluarkan cita rasa hidangan laut dalam sekejap, tanpa menutupi rasa asli daging tersebut. Anda bisa membuat seafood itu ringan dan empuk, dengan menyiramnya dengan sedikit minyak zaitun dan bumbu-bumbu, atau melapisinya dengan tepung roti yang kering. Setelah itu, goreng menjadi potongan hidangan kaya protein yang kering di luar, dan empuk di dalamnya.

3. Dipanggang
Memanggang ikan menjadi cara yang baik ketika Anda memiliki banyak waktu. Sebab, untuk memanggang Anda harus memasak daging dengan panas yang tepat. Panaskan dulu oven saat Anda mempersiapkan pernak-pernik hidangan, berikut bumbunya. Bumbu akan menambahkan cita rasa pada seafood dan menjaganya agar tetap lembab dan empuk. Iris daging ikan tebal-tebal, termasuk untuk daging dengan kandungan lemak yang tinggi, agar daging tidak kering ketika dipanggang.

4. Direbus
Merebus hidangan laut butuh ketrampilan khusus. Anda harus menjaga agar apinya tidak terlalu besar sehingga didihan air tidak terlalu besar, dan waktunya dibatasi. Jika tidak, daging akan menjadi keras. Ketika air rebusan berada dalam suhu yang pas dan dibumbui dengan benar, hasilnya adalah hidangan dengan satu rasa. Anda bisa merebus dengan air, anggur, atau kaldu (pastikan tidak terlalu asin). Dengan cara ini, Anda jgua bisa memastikan hidangan tidak mengandung terlalu banyak lemak.

5. Dikukus
Selain sayuran, bahan makanan yang juga baik dimasak dengan cara dikukus adalah ikan. Kebanyakan ikan dapat dikukus seluruhnya, atau dibuat fillet lebih dulu. Bumbui ikan dengan ringan, lalu tetesi dengan lemon untuk menghilangkan amis.

Ikan kukus akan mempertahankan cita rasa dan kandungan gizi seperti asam lemak Omega-3 yang ditemukan dalam semua makanan laut. Dengan mengukus, daging ikan tidak akan hancur selama proses memasak dalam food steamer. Bandingkan jika Anda merebus, memanggang, menumis, atau memanaskan ikan dengan cara lain. Ikan akan kehilangan gizinya.

kompas.com


Sumber :
http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/7/17/50542/5-cara-mengolah-seafood
17 Juli 2010

Kepiting dan Seafood, Halalkah?

Belakangan ini, semakin banyak muncul pertanyaan seputar masalah seafood khususnya kepiting (crab) seiring dengan munculnya wirausaha restoran seafood dan budidaya kepiting, apakah halal atau haram untuk memakannya yang membuat sebagian masyarakat muslim ragu-ragu untuk menyantapnya, padahal mungkin sebelumnya sangat menyukai menu masakan kepiting dan hobi memakannya. Lalu, bagaimanakah sebenarnya hukum menjualnya sebagai masakan sea food ataupun memasoknya ke restoran dan warung yang menjualnya. Hal ini mungkin jarang dibahas dalam buku-buku dan tulisan fiqih sementara pada realitasnya, persoalan ini banyak dihadapi dalam keseharian, baik dari sisi konsumsi, produksi maupun distribusi penjualannya.

Di kalangan umat Islam Indonesia, secara tradisional, status hukum mengkonsumsi kepiting masih dipertanyakan kehalalannya. Fenomena itu sebenarnya berangkat dari kesadaran umum akan pentingnya sikap berhati-hati menghindari barang yang haram dan hanya mengkonsumsi barang yang halal.

Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk mengkonsumsi yang halal dan thayyib (baik), baik dalam mengkonsumsi jenis makanan hewani, dan jenis-jenis lainnya antara lain dalam firmannya:

“Hai sekalian manusia! Makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS. al-Baqarah [2]: 168).

“(yaitu) orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk…” (QS. al-A`raf [7]: 157).

“Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?” Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, Maka, makanlah dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang buas itu (waktu melepasnya). Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat cepat hisab-Nya” (QS. al-Maidah:4).

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah” (QS. An-Nahl:114).

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezkikan kepadamu, dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (QS.Al-Maidah:88)

“Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertaqwalah kepada Allah yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan”. (QS.Al-Maidah:96)

“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.al-Baqarah:29)

Demikian pula Nabi saw berpesan tentang keharusan memperhatikan kehalalan maupun keharaman sesuatu yang dikonsumsi demi menjaga kesucian diri dan keterkabulan jiwa, antara lain dalam sabdanya:

“Wahai umat manusia! Sesungguhnya Allah adalah thayyib (baik), tidak akan menerima kecuali yang thayyib (baik dan halal); dan Allah memerintahkan kepada orang beriman segala apa yang Ia perintahkan kepada para rasul. Ia berfirman, ‘Hai rasul-rasul! Makanlah dari makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’ (QS. al-Mu’minun [23]: 51), dan berfirman pula, ‘Hai orang yang beriman! Makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu…’ (QS. al-Baqarah: 172).

Kemudian Nabi menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya acak-acakan, dan badannya berlumur debu. Sambil menengadahkan tangan ke langit ia berdoa, ‘Ya Tuhan; ya Tuhan…’ (Berdoa dalam perjalanan, apalagi dengan kondisi seperti itu, pada umum-nya dikabulkan oleh Allah–pen.). Sedangkan, makanan orang itu haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dengan yang haram. (Nabi memberikan komentar), ‘Jika demikian halnya, bagaimana mungkin ia akan dikabulkan doanya?’” (HR. Muslim dari Abu Hurairah).

“Yang halal itu sudah jelas dan yang haram pun sudah jelas; dan di antara keduanya ada hal-hal yang musytabihat (syubhat, samar-samar, tidak jelas halal haramnya), kebanyakan manusia tidak mengetahui hukumnya. Barang siapa hati-hati dari perkara syubhat, sungguh ia telah menyelamatkan agama dan harga dirinya…” (HR. Muslim).

Dalam konteks status hukum mengkonsumsi suatu barang ataupun binatang, maka selama tidak ditemukan dalil yang akurat ataupun indikasi kuat yang dapat dikategorisasikan ke dalam salah satu jenis yang diharamkan Allah, maka seharusnya kita kembali kepada hukum asal yakni halal atau mubah.

Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam kitabnya Al-Halal wal Haram fil Islam (hal.22) bahwa hukum asal segala sesuatu adalah boleh (al-Ashlu fil asya’ al-ibahah) menurut beliau bahwa hukum asal segala sesuatu yang Allah ciptakan dan manfaatnya adalah halal dan boleh, kecuali apa yang ditentukan hukum keharamannya secara pasti oleh nash-nash yang shahih dan sharih (accurate texts and clear statements). Maka jika tidak ada nash seperti itu maka hukumnya kembali kepada asalnya yakni boleh. (istishab hukmil ashl). Prinsip inilah yang dipakai Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam menentukan hukum segala sesuatu selain ibadah dan aqidah. (Qawa’id Nuraniyah Fiqhiyah, hal. 112-113)

Kaidah hukum itu berdasarkan ayat-ayat yang jelas (sharih), firman Allah: “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit! Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”(QS.Al-Baqarah:29) Demikian pula dalam surat Al-Jatsiyah:13 dan Luqman:20. Inilah bentuk rahmat Allah kepada umat manusia dengan berlakunya syariah yang memperluas wilayah halal dan mempersempit wilayah haram, seperti ditegaskan oleh Nabi saw: “Apa yang Allah halalkan dalam kitab-Nya maka ia adalah halal (hukumnya) dan apa yang Dia haramkan maka (hukumnya) haram. Sedang apa yang Dia diamkan maka ia adalah suatu yang dimaafkan. Maka terimalah pemaafan-Nya, karena Allah tidak mungkin melupakan sesuatu.” (HR. Hakim dan Bazzar)

Ketika Rasulullah saw ditanya tentang hukum mentega, keju dan keledai liar, beliau enggan menjawab satu persatu masalah parsial ini melainkan beliau alihkan kepada kaidah dasar hukum agar mereka dapat cerdas menyimpulkan segala persoalan dengan sabdanya: “Sesuatu yang halal itu adalah apa yang dihalalkan Allah dalam kitab-Nya dan sesuatu yang haram itu adalah apa yang diharamkan Allah dalam kitab-Nya, dan apa yang Allah diamkan (tidak sebutkan) berarti termasuk apa yang dimaafkan (dibolehkan) untuk kamu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Bahkan Rasulullah melarang kita untuk mencari-cari alasan untuk mempersoalkan sesuatu yang Allah sengaja diamkan itu dengan sabdanya: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan beberapa hal fardhu maka jangan kamu abaikan, dan telah menggariskan beberapa batasan maka jangan kamu langgar dan telah mengharamkan beberapa hal maka jangan kamu terjang serta telah mendiamkan beberapa hal sebagai rahmat bagi kamu tanpa unsur kelupaan maka jangan kamu permasalahkan.”(HR. Dar Quthni)

Bila kita telusuri berbagai macam kitab-kitab fiqih dalam masalah makanan, niscaya akan kita temukan suatu kesimpulan bahwa hukum asal makanan adalah halal dan tidak dapat diharamkan kecuali berdasarkan dalil khas yang spesifik. (Mausu’ah Fiqhiyah, Kuwait, vol V hal. 123)

Allah telah menjelaskan secara jelas dan tuntas semua yang halal maupun yang haram. (QS. Al-A’raf: 157, An-Nisa’:29, Al-Maidah:4, Al-An’am: 119, 145). Dari sini para ulama menyimpulkan kaidah bahwa prinsip dasar makanan adalah halal kecuali bila terdapat larangan dari nash (Al-Qur’an dan Sunnah) Di antara faktor-faktor dan unsur-unsur kandungan yang dapat mengharamkan makanan di antaranya:

1. Dipastikan dapat menimbulkan dharar (bahaya) bagi fisik manusia. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah:195). Rasulullah saw bersabda: “Tidak dibolehkan melakukan sesuatu yang membahayakan (dharar) diri sendiri dan orang lain (dhirar).” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad.) dan sabdanya: “Barang siapa yang mereguk racun lalu membunuh dirinya sendiri, maka racunnya akan tetap berada di tangannya seraya ia mereguknya di neraka Jahannam selama-lamanya.” (HR. Bukhari)

2. Memabukkan, melalaikan atau menghilangkan ingatan. Seperti segala jenis minuman keras, obat-obatan terlarang, candu, narkotika dan zat adiktif lainnya. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah:90). Rasulullah saw bersabda: “segala sesuatu jika banyaknya memabukkan, maka yang sedikitnya pun haram.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad).

3. Najis dan terkontaminasi najis. Contoh: babi, darah, anjing, bangkai (selain ikan dan belalang). (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah, Kuwait, vol. V/125) Allah berfirman:

“Katakanlah:”Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena semua itu najis atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al-An’am: 145).
Selain itu, di dalam mazhab Syafi’i kita temukan larangan syariah untuk mengkonsumsi binatang yang hidup di dua alam (air dan darat).

Apabila kita dapati Nabi saw melarang beberapa jenis makanan atau binatang di luar konteks yang dinashkan oleh al-Qur’an maka ulama fiqih dan ushul seperti Imam Asy-Syaukani mengkategorikan larangan Nabi tersebut sebagai larangan makruh bukan haram. Atau bila terdapat kesesuaian ‘illat (sebab) hukum pengharaman dalam al-Qur’an seperti najis atau indikasi najis, rijs atau fisq yang semuanya digolongkan khabaits kebalikan halal yang identik dengan thoyyibat secara umum. Maka hal itu termasuk kategori qiyas (analogi) terhadap larangan al-Qur’an.

As-Syaukani melihat tidak ada relevansinya pengharaman binatang yang diperintahkan oleh Nabi untuk dibunuh maupun yang dilarang Nabi untuk dibunuh merupakan konsekuensi logis dan kultural untuk menjadi dalil pengharaman untuk memakannya maka hal itu tidak dapat dijadikan dasar pengharaman. Namun bila binatang yang diperintahkan Nabi untuk membunuhnya maupun yang dilarang untuk membunuhnya termasuk kategori khabaits (najis) maka pengharamannya berdasarkan ayat di atas, jika tidak mengandung unsur khabaits yang manshus (ditegaskan oleh nash ayat) maka hukumnya kembali kepada hukum asal yakni halal berdasarkan dalil dan kaidah umum. (Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, V/14)

Keraguan sementara umat Islam tentang kehalalan kepiting adalah karena diduga ia hidup di dua alam. Hal tersebut perlu mendapatkan penjelasan ilmiah tentang tabiat dan karakteristik biologis kepiting itu sendiri apakah hidupnya memang benar-benar di dua alam, atau termasuk binatang darat atau binatang yang hanya bisa hidup di air. Imam al-Ramli dalam Nihayah al-Muhtaj ila Ma’rifah Alfadz al-Minhaj, (VIII/150-152) menjelaskan bahwa pengertian “binatang laut/air” adalah binatang yang tidak dapat hidup kecuali di air dan jika keluar darinya dalam waktu lama ia tidak akan bisa bertahan hidup, sedangkan “binatang yang hidup di laut/air dan di daratan” yaitu yang hidup di dua alam tersebut secara permanen seperti katak, sarathan (cancer) atau disebut kala jengking air dan ular adalah haram karena kejorokan dan bahayanya.

Pendapat senada juga dikemukakan oleh Syeikh Muhammad al-Khathib al-Syarbaini dalam Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifah Ma’ani al-Minhaj, (IV/297), Imam Abu Zakaria bin Syaraf al-Nawawi dalam Minhaj al-Thalibin, (IV/298) serta syarah Imam Asy-Syarbaini yang pada kesimpulan bahwa binatang laut yang tidak hidup kecuali padanya adalah halal untuk dimakan berdasarkan keumuman ayat dan hadits yang menegaskan kehalalannya. Sebagaimana hadits Nabi saw. “Laut itu suci airnya dan halal bangkainya” (HR. Khamsah).

Ibn al-‘Arabi dan ulama lain sebagaimana dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam Fiqh al-Sunnah (III/249) berpendapat bahwa binatang yang hidup di daratan dan di laut secara bersamaan hukumnya yang benar adalah haram untuk dimakan, karena terdapat padanya kontradiksi antara dalil yang mengharamkan dan dalil yang menghalalkan, maka kita cenderung mengharamkan untuk lebih berhati-hati. Sayyid Sabiq menjelaskan bahwa para ulama selain Ibnu Al-‘Arabi berpendapat bahwa semua binatang yang hidupnya secara efektif hanya bertahan di air hukumnya halal sekalipun telah menjadi bangkai meskipun ia dapat hidup di darat untuk sejenak, kecuali katak tetap haram.

Berdasarkan pendapat ahli biologi, Dr. Sulistiono (Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB) dalam makalah Eko-Biologi Kepiting Bakau (Scylla spp) (2002) dapat disimpulkan bahwa sebenarnya jenis kepiting yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia tidak termasuk dalam kategori hewan yang hidup di dua alam.
Ia menjelaskan bahwa terdapat empat jenis kepiting bakau yang sering dikonsumsi dan menjadi komoditas, yaitu: a) Scylla serrata, b) Scylla tranquebarrica, c) Scylla olivacea, dan d) Scylla paramamosain. Keempat jenis kepiting bakau ini oleh masyarakat umum hanya disebut dengan “kepiting”.

Kepiting menurutnya adalah termasuk jenis binatang air, dengan alasan: a) Bernafas dengan insang, b) Berhabitat di air, c) Tidak akan pernah mengeluarkan telor di darat, melainkan di air karena memerlukan oksigen dari air.

Sebenarnya kepiting, termasuk keempat jenis di atas hanya ada yang hidup di air tawar saja, hidup di air laut saja, atau hidup di air laut dan di air tawar Jadi, tidak ada yang hidup atau berhabitat di dua alam; di laut/air dan di darat.

Majelis Ulama Indonesia melalui rapat Komisi Fatwa pada tanggal 15 Juni 2002 berdasarkan uraian ilmiah dari para pakar terkait dengan masalah ini menyimpulkan bahwa kepiting adalah bintang air, baik di air laut maupun di air tawar dan bukan binatang yang hidup atau berhabitat di dua alam yaitu tidak hidup di laut dan di darat sekaligus secara permanen.

Dengan demikian hukum kepiting yang biasa dikonsumsi di Indonesia dan hidup di satu alam saja yaitu di air adalah halal, baik untuk dikonsumsi, dijual dan diternakkan sepanjang tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia serta proses memasaknya tidak dicampuri atau menggunakan bahan yang dilarang syariah seperti arak Cina (angciu) yang dikategorikan sebagai khamer. Persoalan thoyyib (sifat baik) dan tidaknya dari segi kesehatan terkait dengan kadar kolesterol dan sebagainya, maka dikembalikan secara relatif kepada kondisi kesehatan fisik masing-masing individu serta pola hidup sehatnya. Wallahu A’lam. Wabillahit Taufiq wal Hidayah. []


Sumber :
Dr. Setiawan Budi Utomo
http://www.dakwatuna.com/2009/kepiting-dan-seafood-halalkah/
31 Agustus 2009